“Hari ini kami serentak melakukan hal yang sama, kemarin UNPAD mendahului pada tanggal 19 Mei, tetapi saat ini telah dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Termasuk buktinya adalah adanya aksi keprihatinan guru besar Fakultas Kedokteran yang terdiri dari 357 guru besar yang saya bacakan pada hari ini,” ucap Haerani.

KERESAHAN PIHAK RESIDEN FK UNHAS

Keprihatinan atas situasi pendidikan dan layanan kesehatan tidak hanya datang dari para guru besar, tetapi juga dari para mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (residen) di FK Unhas.

Mereka menyuarakan keresahan terhadap tata kelola yang dinilai semakin buruk, termasuk terhadap gaya kepemimpinan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

“Kami seluruh residen yang ada di Fakultas Kedokteran Unhas menyikapi kondisi yang terjadi di dunia kesehatan di Indonesia,” ujar Dokter Residen Forensik dan Medikolegal Unhas, dr Irvan Wahyu Jatmiko.

Irvan secara terbuka mengkritik sikap Menteri Kesehatan yang menurutnya arogan dan tidak mencerminkan peran sebagai pejabat publik. Ia menuding Menkes lebih fokus pada isu-isu non-substantif dibanding memperbaiki sistem pelayanan kesehatan.

“Terutama sikap-sikap arogansi yang ditunjukkan oleh Menteri Kesehatan kita, yang sebenarnya sikap-sikap tersebut sudah tidak lagi mencerminkan beliau sebagai Menteri Kesehatan,” tegas Irvan.

“Beliau hanya mengalihkan tugas dan fungsi utamanya sebagai seorang pembantu presiden lalu hanya fokus terhadap isu-isu bullying, isu-isu bahwa dokter itu tidak melayani masyarakat, padahal tugas beliau adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,” lanjutnya.

Dalam pernyataannya, Irvan juga menolak segala bentuk intervensi langsung dari Kementerian Kesehatan terhadap kegiatan akademik di fakultas kedokteran. Ia menilai hal itu berisiko merusak independensi institusi pendidikan tinggi.

“Yang kedua, pada hari juga kami seluruh mahasiswa spesialis, dokter di Fakultas Kedokteran Unhas, hari ini menyatakan sikap kami bahwa kegiatan akademik yang ada di Fakultas Kedokteran Unhas atau di seluruh (Fakultas) Kedokteran di Indonesia untuk tidak diintervensi langsung oleh Kementerian Kesehatan. Jangan sampai independensi kami, atau dalam lingkungan akademik itu tercederai oleh tindakan-tindakan yang politis,” tegas Irvan.

YouTube player