5 Pesan Penting untuk Jemaah Perempuan Jelang Wukuf di Arafah
3. Masker dan Aurat Saat Ihram
Dalam kondisi ihram, perempuan tidak diperbolehkan menutup wajah dan telapak tangan berdasarkan hukum fikih. Namun, dalam situasi tertentu seperti cuaca ekstrem atau risiko penularan penyakit pernapasan, penggunaan masker dibolehkan. “Kalau demi kesehatan, tidak mengapa. Tapi kalau ingin berhati-hati, bisa menggantinya dengan fidyah—berupa puasa tiga hari atau sedekah kepada enam fakir miskin,” jelas Hj. Badriyah.
Ia juga menekankan bahwa membuka jilbab di hadapan sesama perempuan saat ihram tidak termasuk pelanggaran. Namun demikian, tetap dianjurkan menjaga aurat sebagai bentuk kehati-hatian dalam ibadah.
4. Hemat Tenaga dan Gandakan Ibadah Ringan
Dengan semakin dekatnya masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina), aktivitas fisik akan meningkat. Oleh karena itu, jemaah perempuan dianjurkan untuk menyimpan tenaga. “Gunakan dua pekan ini untuk memperbanyak ibadah yang ringan namun berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, sabar, dan pengendalian diri,” katanya.
5. Hindari Perdebatan, Perkuat Keikhlasan
Perbedaan pendapat fikih di kalangan jemaah kerap menjadi sumber perdebatan yang tidak perlu. Hj. Badriyah mengingatkan agar jemaah tetap fokus pada niat dan tidak larut dalam perbedaan.
“Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan buang energi memperdebatkan hal yang tidak mendasar. Niatkan semuanya karena Allah,” imbaunya.
Di akhir pesannya, Hj. Badriyah mengajak seluruh jemaah perempuan menjadikan wukuf sebagai titik balik spiritual dan kesempatan untuk meraih kemabruran haji.
“Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan sebagai langkah menuju Allah. Ketika kita melepaskan kenyamanan dalam ihram, niatkan sebagai bentuk cinta kepada-Nya. Semoga semua pengorbanan ini mengantarkan kita menjadi haji yang mabrur,” tutupnya. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan