Bedah Buku Pesona 101 Gua Sulawesi Selatan di MIWF 2025, Ajak Masyarakat Promosikan Wisata Alam
“Tidak semua gua bisa dimasuki sembarangan. Misalnya gua dengan lukisan sejarah, bisa rusak akibat panas tubuh manusia atau penggunaan cahaya kamera,” jelasnya.
Dari semua kabupaten/kota di Sulsel, wilayah Maros dan Pangkep menjadi daerah dengan jumlah gua terbanyak. Berdasarkan data Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, tercatat sekitar 600 gua di kawasan tersebut, yang kini masuk dalam kawasan UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep.
Makmur juga menjelaskan bahwa wisata gua tergolong sebagai wisata minat khusus, bukan wisata massal, karena memerlukan pengetahuan teknis dan perlengkapan khusus. Ia menyarankan bagi pemula untuk mengunjungi gua-gua horizontal terlebih dahulu karena lebih aman dibanding gua vertikal.
“Ada dua jenis gua: horizontal dan vertikal. Untuk pemula, lebih aman yang horizontal,” ujarnya.
Sementara itu, Rustan, narasumber lain yang juga merupakan Anggota Badan Pengelola UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep, mengungkapkan bahwa dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, hanya Makassar dan Takalar yang tidak memiliki gua.
“Hanya Makassar dan Takalar yang tidak memiliki gua,” ujarnya singkat.
Bedah buku ini tidak hanya menjadi langkah awal promosi wisata gua, tetapi juga bagian dari upaya pelestarian warisan alam dan budaya. Melalui dokumentasi yang disajikan secara informatif dan inspiratif, Pesona 101 Gua di Sulawesi Selatan diharapkan menjadi referensi penting bagi wisatawan, peneliti, serta pemangku kepentingan dalam mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan berbasis kearifan lokal. (Frz)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan