Menteri PPPA: 12 Ribu Anak Jadi Korban Kekerasan, Mayoritas Perempuan
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat bahwa sejak Januari hingga pertengahan Juni 2025, terdapat lebih dari sebelas ribu kasus kekerasan terhadap anak. Dari jumlah tersebut, mayoritas korbannya adalah anak perempuan.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menyampaikan bahwa data tersebut berasal dari laporan yang masuk melalui Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni), dan jumlahnya masih berpotensi bertambah seiring waktu.
“Dari bulan Januari sampai dengan 12 Juni 2025, sudah terlaporkan sebanyak 11.850 kasus kekerasan, yang korbannya adalah 12.000 sekian. Dan korban terbanyak adalah perempuan 10.000 sekian, sedangkan laki-laki sekitar 2.000an,” kata Arifah Fauzi dalam sambutannya di agenda KolaborAKSI di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa jenis kekerasan yang paling dominan adalah kekerasan seksual, dan kejadian tersebut paling banyak terjadi di lingkungan rumah tangga.
“Nah, dari jumlah kekerasannya, yang paling banyak adalah kekerasan seksual. Lokasi terbanyaknya ada dalam ranah rumah tangga,” jelas dia.
Arifah mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ini. Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional tahun 2024 yang dilakukan Kemen PPPA, terungkap bahwa satu dari empat perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan.
“Yang lebih memperhatikan lagi adalah hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2024, bahwa 1 dari 2 anak Indonesia pernah mengalami kekerasan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kekerasan terhadap anak disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pola pengasuhan dalam keluarga.
“Dari hasil analisa kami, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, bahwa kekerasan yang banyak terjadi dan kami dalami, salah satu penyebabnya adalah pola asuh dalam keluarga,” ucapnya.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa penggunaan gawai secara tidak bijak serta pengaruh lingkungan juga turut menjadi penyebab.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan