RAKYAT NEWS, JAKARTA – Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza Palestina menuduh bahwa pusat distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat (AS) ke wilayah tersebut telah mencampurkan narkoba ke dalam kantong tepung yang dibagikan kepada warga.

Pusat distribusi bantuan yang dimaksud adalah Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah lembaga yang diklaim dibentuk oleh AS dan Israel.

Media di Gaza menyebut insiden ini sebagai “kejahatan mengerikan terbaru” yang ditujukan untuk merusak kesehatan masyarakat sipil Gaza dan melemahkan struktur sosial mereka.

“Kami sepenuhnya memegang pendudukan Israel bertanggung jawab atas kejahatan ini, yang bertujuan menyebarkan kecanduan dan menghancurkan masyarakat Palestina dari dalam,” tambah pernyataan itu seperti dikutip dari Al Arabiya, dikutip Minggu (29/6/2025).

GHF mulai mendistribusikan bantuan makanan di Gaza pada 26 Mei, setelah lebih dari dua bulan Israel menghentikan sepenuhnya aliran bantuan kemanusiaan dari luar ke wilayah tersebut.

Seorang apoteker asal Gaza, Omar Hamad, mengklaim bahwa Israel menyelundupkan Oxycodone ke dalam kantong tepung yang dibagikan di wilayah yang masih dalam blokade tersebut.

“Bahkan terungkap bahwa obat tersebut tidak hanya disembunyikan di dalam kantong tepung, tapi tepungnya sendiri tampaknya telah dicampur dengan zat aditif itu,” ujar Hamad dalam unggahannya di X pada Kamis.

Komite Anti-Narkoba di Gaza mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan memeriksa setiap makanan yang diterima dari apa yang mereka sebut sebagai “jebakan maut bernama pusat bantuan AS-Israel.”

Mereka juga meminta warga segera melaporkan apabila menemukan adanya zat asing dalam berbagai bantuan pangan, khususnya yang berasal dari pusat distribusi bantuan yang diasosiasikan dengan AS dan Israel.

Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan ini menyuarakan kecaman terhadap dugaan penggunaan pangan oleh Israel sebagai alat agresi terhadap Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.

PBB juga menyerukan kepada militer Israel agar “berhenti menembaki warga yang mencoba mengantre mendapatkan makanan” dan bantuan pangan lainnya.

Berdasarkan data yang dikumpulkan PBB, lebih dari 410 warga Palestina telah tewas dan sedikitnya 3.000 lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan dari militer Israel ketika mereka berusaha mendekati titik distribusi bantuan atau sedang menerima bantuan kemanusiaan.

“Warga Gaza yang kelaparan terus dihadapkan pada pilihan tidak manusiawi: mati kelaparan atau mempertaruhkan nyawa demi mendapatkan makanan,” ujar Kantor HAM PBB dalam catatan tertulis yang dibagikan sebelum konferensi pers pada Selasa pekan ini.