Refleksi HUT Ke-79 Polri: Menjaga Marwah, Merawat Kepercayaan
Oleh: Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang
(Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat)
Di usia yang ke-79 tahun, Kepolisian Negara Republik Indonesia kembali memperingati hari jadinya sebagai momentum untuk merenung sekaligus menatap ke depan. Sebagai seorang purnawirawan Polri dan insan Bhayangkara sejati, saya mengucapkan Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Semoga Polri senantiasa hadir di hati rakyat dan tetap menjadi tiang penyangga keadilan serta ketertiban di negeri ini.
Usia 79 tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam perjalanan panjang itu, Polri telah menghadapi berbagai tantangan, dari gelombang kritik hingga pujian, dari badai kepercayaan hingga ujian internal. Namun satu hal yang tetap nyata, Polri selalu dibutuhkan dalam setiap denyut kehidupan masyarakat. Dalam situasi genting, masyarakat tetap mencari perlindungan kepada Polri.
Namun ulang tahun bukan sekadar seremoni. Ia adalah cermin: tempat kita menatap kembali jejak yang telah dilalui, sekaligus menyusun ulang langkah ke depan. Sudah sejauh mana Polri memberi rasa aman dan keadilan? Sudahkah kita menjaga marwah Bhayangkara sebagai pelayan rakyat, bukan sekadar aparat negara?
Belajar dari Tragedi Polres Solok Selatan
Salah satu peristiwa yang mengguncang institusi Polri terjadi pada 22 November 2024, di halaman Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat. Saat itu, AKP Dadang Iskandar, Kabag Ops, menembak mati AKP Ulil Ryanto Anshari, Kasat Reskrim yang dikenal tegas dalam penegakan hukum terhadap aktivitas tambang ilegal.
Tragedi ini bukan sekadar soal konflik personal. Ia adalah alarm keras tentang pentingnya kepemimpinan yang efektif dan manajemen konflik yang matang di tubuh Polri. Ketika tugas dan kewenangan tidak terkoordinasi, dan ego sektoral lebih menonjol dari semangat korps, kehancuran bisa datang dari dalam.

Tinggalkan Balasan