BASAibu Raih Penghargaan Tertinggi WSIS Prizes 2025 untuk Inovasi Digital Pemuda
RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Inisiatif digital dari Indonesia, BASAibu, berhasil meraih penghargaan tertinggi sebagai Winner (Pemenang Utama) dalam ajang bergengsi WSIS Prizes 2025, pada kategori Cultural and Linguistic Diversity Through Youth Digital Engagement. Penghargaan ini diraih berkat proyek bertajuk “Empowering Youth Through Digital Innovation: Enhancing Capacity, Opportunities, and Participation in Civic Life Capacity Building.”
WSIS Prizes merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada organisasi, lembaga, dan inisiatif global yang dinilai berhasil memanfaatkan potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Acara penganugerahan dilakukan dalam rangkaian WSIS+20 High-Level Event 2025 yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU) bersama Konfederasi Swiss, dengan co-organizer dari UNESCO, UNDP, UNCTAD, serta didukung lebih dari 40 mitra PBB lainnya. Penyerahan penghargaan berlangsung di Jenewa, Swiss, pada Senin (7/7/2025).
Penghargaan diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal ITU, Doreen Bogdan-Martin, kepada Harla Sara Octarra, selaku MLE Lead BASAibu, yang turut didampingi oleh Ichwan Makmur Nasution, Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia.
“Semoga inisiatif partisipasi publik pemuda melalui platform digital BASAibu Wiki ini dapat menginspirasi dunia, dan tentu saja terus berdampak positif bagi masyarakat Indonesia,” ujar Ichwan Makmur dalam keterangannya usai penyerahan penghargaan.
Dalam pernyataannya, Ni Nyoman Clara Listya Dewi, selaku Co-Director BASAibu, menyampaikan rasa bangga atas penghargaan WSIS ini.
“Kami merasa terhormat menerima Penghargaan WSIS 2025. Penghargaan ini menegaskan kekuatan transformatif dari inovasi digital yang inklusif dan digerakkan oleh pemuda untuk membentuk masyarakat yang lebih partisipatif dan adil,” ujar Clara.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Fondation Botnar atas dukungannya, serta pemerintah Indonesia dari tingkat daerah hingga nasional, organisasi masyarakat sipil ICT Watch, pemimpin komunitas, pendidik, orang tua, dan terutama pemuda Indonesia sendiri yang telah memfasilitasi partisipasi sipil pemuda Indonesia,” tambahnya.
Menjawab Tantangan Partisipasi Pemuda Melalui Digitalisasi
Partisipasi sipil pemuda di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, khususnya dalam menjangkau kelompok rentan seperti perempuan muda. Kurangnya akses terhadap pendidikan dan informasi, lemahnya motivasi, serta pesimisme terhadap efektivitas suara mereka, menjadi hambatan utama yang perlu diatasi.
Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, BASAibu, yang merupakan jaringan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berbasis perempuan, berkolaborasi dengan pemuda berusia 16–30 tahun, pembuat kebijakan, komunitas, dan pendidik untuk menjalankan tiga misi utama:
- Memperkuat kapasitas dan peluang bagi pemuda agar terlibat aktif dalam pembangunan dan pengambilan keputusan publik.
- Mendorong lingkungan yang inklusif dan ramah terhadap partisipasi pemuda, khususnya perempuan.
- Menjembatani kesenjangan antara pemuda dan pembuat kebijakan melalui dialog terbuka, penyusunan isu prioritas, penyempurnaan proses partisipatif, dan penciptaan solusi kolaboratif.
Melalui platform digital BASAibu Wiki, inisiatif ini telah memfasilitasi ribuan pemuda Indonesia untuk belajar, berbagi, dan terlibat langsung dalam berbagai isu sosial serta proses pengambilan kebijakan di tingkat lokal hingga nasional.
Keberhasilan BASAibu meraih WSIS Prizes 2025 menandai pengakuan internasional terhadap kontribusi pemuda Indonesia dalam mendorong demokrasi digital dan partisipasi sipil yang lebih kuat dan inklusif. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan