RAKYAT NEWS, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyinggung istilah “Serakahnomics” yang menggambarkan praktik bisnis serakah yang merugikan negara.

Dalam pidatonya di acara Harlah ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Prabowo mengkritik keras para pelaku usaha yang hanya mengutamakan keuntungan pribadi dengan cara curang.

Ia menyebut mereka sebagai “bandel-bandel” yang telah menyebabkan kerugian negara hingga triliunan rupiah.

Presiden juga menyoroti bahwa seorang kepala negara memang dituntut untuk berbicara dengan bahasa yang formal dan sopan. Namun, saat berbicara di hadapan kader PKB dan Nahdlatul Ulama (NU), ia merasa lebih bebas menggunakan bahasa rakyat.

“Kalian ngerti bahasa rakyat, bahasa jalan, kalian ngerti. Kalau saya bicara bahasa akademis. Saudara-saudara sekalian perkembangan ekonomi kita penuh dengan anomali-anomali (menirukan gaya serius),” kata Prabowo.

“Kalian ngerti nggak?, pasti di antara kalian ngomongnya nggak mudeng ini, opo anomali-anomali. Nyuri gitu, garong, kalian ngerti kan, ngerampok. Sorry ye,” tambahnya.

Presiden pun melontarkan kritik terhadap pihak-pihak yang disebut sebagai penganut mahzab serakahnomics, yaitu mereka yang hanya mementingkan keuntungan pribadi.

“Karena mereka penganut mahzab ‘Serakahnomics’. Ini bandel-bandel,” ujar Prabowo.

Menurutnya, yang dimaksud adalah para pelaku usaha yang tidak jujur dan merugikan negara, termasuk yang terlibat dalam praktik oplosan beras dan pengurangan isi botol minyak goreng.

“Kalau mau bisnis yang benar ajalah, bayar pajak, iya kan? Bayar pajak, cari untung yang benar, jangan palsu-palsu, botol minyak goreng dikurangi 20% itu namanya nyuri dari rakyat itu. Yang tadi itu Rp 100 triliun tiap tahun. Jadi ya mereka paksakan kita. Sudah 212 perusahaan penggiling padi yang kita buktikan melanggar,” ujar Prabowo.

YouTube player