“Waktu itu saya tiba-tiba ditawari umrah gratis, lalu dari situlah kami bekerjasama sampai sekarang. Tapi dalam kerja sama ini, saya sama sekali tidak membicarakan soal fee atau keuntungan pribadi,” tutur Ustadz Rahmat.

Rahmat mengaku dari kemitraan tersebut, banyak keberkahan yang didapat, termasuk bisa memberangkatkan para pembina pesantrennya ke Makkah melaksanakan ibadah

Meskipun telah memahami jalur dan prosedur pendirian perusahaan travel sendiri, Ustadz Rahmat memilih tetap bermitra daripada membangun usaha serupa.

Baginya, keberlanjutan program pesantren gratis lebih penting ketimbang mengejar keuntungan.

“Kalau mau, saya sudah bisa bikin travel sendiri. Pasar saya ada di Jakarta dan Makassar, tapi saya tidak ada keinginan. Cukup bermitra saja,” katanya.

Diskusi ini turut dihadiri perwakilan pesantren gratis lainnya, seperti PPTQ Ar-Rahman, Jaziratul Qur’an, Pesantren IT, Yayasan Pendidikan Pelosok Indonesia, serta tuan rumah Sekolah Islam Andalusia.

Para pimpinan lembaga tersebut antusias mendengarkan pengalaman Ustadz Rahmat sebagai inspirasi untuk menemukan jalan kemandirian.

Sementara itu, konsultan bisnis Seftian Chow menilai model bisnis travel haji dan umrah memang potensial untuk menopang pesantren.

Ia menyebut konsep kerja sama seperti yang dijalankan Tahfiz Gratis Al Kautsar bisa dikategorikan sebagai sales partner, yakni sistem berbagi keuntungan yang saling menguntungkan.

Ia juga mencontohkan Prof. Muhammad Syafii Antonio yang menjadikan travel haji-umrah sebagai penopang pendidikan Islam.

Namun demikian, Seftian juga mengingatkan adanya tantangan besar di bidang travel haji-umrah, mulai dari regulasi Arab Saudi yang sering berubah, persoalan perhotelan, ketidakpastian tiket pesawat, hingga kasus pengelola travel yang menyalahgunakan uang jamaah.

“Persoalan ini rutin dialami, hanya saja orang yang mengalaminya berganti-ganti,” ujarnya.

Diskusi yang digelar bertepatan dengan Hari Kemerdekaan ini akhirnya menegaskan pentingnya kemandirian pesantren gratis melalui inovasi usaha yang berkelanjutan.

YouTube player