Geopark Maros Pangkep UNESCO Luncurkan 2 Buku Komik, Bahas Temuan Ilmiah dan Cerita Rakyat
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Geopark Global UNESCO Maros Pangkep resmi meluncurkan dua buku komik yang mengangkat kekayaan budaya dan pengetahuan ilmiah Sulawesi Selatan.
Peluncuran ini dilakukan General Manager (GM) Badan Pengelola Geopark Global UNESCO Maros Pangkep, Dedy Irfan, bersama dua penulis asal Australia, Dr Alena K Kimbrough dan Daniel A. Becker yang juga bertindak sebagai ilustrator, di Cafe Agung, Kota Makassar, Jumat (5/9/2025).
Dua buku komik tersebut masing-masing berjudul Cerita Rakyat Sulawesi yang mengisahkan legenda dari Kabupaten Maros dan Pangkep, serta Penemuan Ilmiah Sulawesi Selatan yang menyajikan informasi mengenai sumber daya alam Geopark Global UNESCO Maros Pangkep.
GM Geopark Global UNESCO Maros Pangkep, Dedy Irfan, menjelaskan bahwa penerbitan komik ini merupakan hasil program hibah dari Indonesia-Australia Institute melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, yang berlangsung sejak 2024 hingga 2025.
“Hibah yang kita terima kita apply melalui departemen dari Australia, yang kemudian disetujui untuk menjalankan program ini. Program ini berjalan setahun lebih, mulai tahun 2024 sampai 2025. Ini adalah salah satu dari beberapa program Pengurus Geopark Maros Pangkep,” kata Dedy.
Ia menambahkan, komik ini sejalan dengan konsentrasi pengelola Geopark, yakni pada aspek konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.
“Keberadaan komik ini semoga ke depan bukan hanya menjadi bacaan, tapi juga bisa menjadi atraksi di sekolah-sekolah, baik di Maros maupun Pangkep. Seperti di Bali ada Tari Kecak, kami berharap cerita rakyat ini bisa dihidupkan kembali dalam bentuk atraksi budaya,” jelasnya.
Menurut Dedy, peluncuran komik ini juga menjadi bagian dari roadshow sosialisasi hasil kolaborasi antara Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep, Wollongong University, dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 19.
Komik ini hadir dalam dua versi. Pertama, versi ilmiah yang menyajikan informasi mengenai keanekaragaman hayati, flora-fauna endemik, dan geologi kawasan Geopark dengan bahasa sederhana.
Kedua, versi cerita rakyat yang menampilkan kisah-kisah lokal. Dari Maros, diangkat cerita Toakala dan Bissudaeng yang ditulis ulang Lory Herndrajaya. Sementara dari Pangkep, ditampilkan cerita Raja Lipan dari Pulau Marasende yang ditulis ulang Ir Djajang Andi Abbas.

Dedy menuturkan, saat ini sebanyak 500 eksemplar telah dibagikan di Kabupaten Maros dan Pangkep. Targetnya, sebanyak 1.000 eksemplar akan didistribusikan lebih luas dengan dukungan Dinas Pendidikan serta Dinas Perpustakaan Provinsi Sulawesi Selatan.
Komik ini juga dapat diakses melalui situs resmi geoparkmarospangkep.id, baik dalam bentuk e-book maupun barcode scan.
“Karena tersedia dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, komik ini tidak hanya bisa dibaca di kawasan Maros Pangkep, tetapi juga akan didistribusikan di Australia untuk memperkenalkan Geopark Maros Pangkep ke dunia,” terang Dedy.
TANTANGAN MENULIS KOMIK
Penulis sekaligus ilmuwan Paleoklimatologi asal Australia, Dr Alena K Kimbrough, mengungkapkan tantangan dalam menyusun komik ilmiah ini.
“Komik ini sangat cocok untuk semua kalangan, terutama anak-anak sekolah. Tantangan bagi saya adalah bagaimana memadatkan cerita panjang atau artikel ilmiah yang mencakup berbagai disiplin ilmu, mulai dari arkeologi, ekologi, hingga flora-fauna endemik, ke dalam komik yang mudah dipahami. Saya melibatkan banyak ilmuwan lintas bidang agar kontennya kuat dan tetap menarik,” jelas Alena.
Ia mengakui proses kolaborasi dengan ilustrator Daniel A. Becker turut memperkaya perspektifnya.
“Saya cenderung detail, sementara Daniel sebagai komikus menilai tidak semua bisa dituangkan dalam gambar. Banyak argumen membangun terjadi, dan itu membuat saya menjadi ilmuwan yang lebih baik karena belajar menyampaikan ilmu dengan cara yang lebih komunikatif,” tambahnya.
Sementara itu, ilustrator sekaligus penulis, Daniel A. Becker, menuturkan pengalaman uniknya dalam menjaga autentisitas cerita rakyat dan keaslian konten ilmiah.
“Proyek ini berbeda dengan komik fiksi ilmiah atau superhero yang biasa saya kerjakan. Di sini saya harus memastikan keaslian cerita dan melibatkan banyak narasumber. Ini spesial karena ada kebanggaan tersendiri terkait hubungan bilateral Indonesia-Australia,” ujarnya.
Daniel menambahkan, sepulang ke Australia ia akan mempresentasikan karya ini di Wollongong University dan berbagi pengalaman dengan akademisi, seniman, hingga kreator komik lain.
“Kisah rakyat ini bukan proyek biasa. Bagi saya, respon masyarakat sangat memuaskan, berbeda dengan pekerjaan profesional seperti biasanya,” ucapnya.
Ke depan, baik pengelola Geopark Global Unesco Maros Pangkep maupun para penulis berharap komik ini dapat menjadi media pembelajaran lintas generasi serta mendorong tumbuhnya minat baca dan literasi budaya di Indonesia. (Farez)

Tinggalkan Balasan