GLASGOW – PT PLN (Persero) berkomitmen mengurangi emisi karbon yang dihasilkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara guna mendukung target pemerintah menuju Carbon Neutral 2060. Upaya ini mendapat dukungan finansial dari lembaga keuangan internasional, yaitu Asian Development Bank (ADB).

Baca Juga: Perkuat Pasokan Listrik, PLN Rampungkan 3 Proyek Tegangan Tinggi

Dukungan ini direalisasikan dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dan Director General Southeast Asia Department ADB Ramesh Subramaniam di sela rangkaian COP 26, di Glasgow, Senin (1/11) waktu setempat.

Adapun lingkup kerjasama PLN dan ADB meliputi, studi kelayakan penuh yang mencakup aspek teknis dan finansial dari pengurangan pembangkit listrik tenaga batu bara. Berikutnya adalah, evaluasi struktur ETM, mencari program atau mekanisme lain yang sesuai dan merancang program bantuan teknis transisi yang adil.

Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury menilai PLN sebagai salah satu BUMN yang sangat aktif dalam program dekarbonisasi. Sudah banyak langkah agresif yang dilakukan PLN dalam mencapai net zero emission. Kerja sama dengan ADB, kata Pahala, menjadi amunisi tambahan PLN untuk bisa mempercepat target tersebut.

“Kami sangat optimistis target dekarbonisasi bisa tercapai dengan adanya kerjasama yang baik antara PLN dan ADB. Ini merupakan langkah yang agresif dalam PLN mencapai net zero emission,” ujar Pahala dalam sambutan MoU ADB – PLN regarding Energy Transition Mechanism.

Baca Juga: Donasi Pegawai PLN Wujudkan Mimpi 1.629 Keluarga Dapatkan Listrik

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, Indonesia memiliki peran penting dalam mengelola perubahan iklim. Pasalnya, dalam skenario business as usual (BAU) atau tidak melakukan apa-apa, emisi Indonesia akan meningkat di atas 4 miliar ton CO2 per tahun pada 2060. Di mana dua sektor penyumbang emisi tersebut adalah sektor transportasi dan kelistrikan.