MAKASSAR,RAKYAT NEWS – Proses seleksi calon direksi sejumlah Perusahaan Daerah (Perusda) di bawah lingkup Pemerintah Kota Makassar kembali menuai kontroversi. Setelah melalui tiga tahapan seleksi sejak 15 Agustus hingga 10 September 2025, sorotan publik tertuju pada dua nama yang termaktub, Adi Rasyid Ali (ARA) dan Christopher Aviary.

ARA, mantan anggota DPRD Makassar dan eks Ketua DPC Partai Demokrat Makassar, sebelumnya menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PD Parkir Makassar Raya. Kini, ia kembali mencalonkan diri sebagai direksi melalui jalur seleksi resmi, dan dinyatakan lolos oleh Tim Seleksi (Timsel).

Yang mengejutkan, Timsel juga meloloskan Christopher Aviary—yang merupakan keponakan ARA dan anak dari Ketua Pemuda Pancasila Sulsel, Diza Rasyid Ali yang merupakan sodara kandung dari ARA.

Tak hanya itu, Christopher juga dikaitkan dengan jaringan politik lain, lantaran disebut telah menikah dengan kerabat Ilham Arief Sirajuddin (IAS), mantan Wali Kota Makassar dua periode yang juga politisi senior Partai Golkar Sulsel yang tak lain suami wakil walikota Makassar saat ini.

Kondisi ini langsung mendapat tanggapan keras dari Presiden Toddopuli Indonesia Bersatu (TIB), Syafriadi Djaenaf. Ia menilai proses seleksi kali ini mencerminkan kemunduran demokrasi lokal dan rawan praktik mengarah ke praktik kolusi.

“Kita sedang menyaksikan kemunduran demokrasi lokal. ARA dan ponakannya lolos seleksi meski diduga menabrak aturan. Apakah ini wujud baru nepotisme yang dibungkus dalih pengalaman? Wali Kota harus menjawab, bukan bersembunyi di balik kata ‘kompetensi’,” tegas Syafriadi kepada awak media, Kamis (11/9/2025).

Lebih jauh, pria yang akrab disapa Daeng Mangka ini menyebut proses seleksi telah menjauh dari prinsip meritokrasi.

“Jika penunjukan direksi hanya berdasarkan kedekatan, maka jabatan publik telah berubah jadi hadiah politik. Apakah PD Parkir Makassar dikelola untuk rakyat atau hanya memperkuat dinasti kekuasaan?” lanjutnya.