Sebagai bentuk kolaborasi, Bank Unhas telah menandatangani kerja sama dengan Bank Mandiri yang akan menjadi bank induk. Kerja sama ini memungkinkan Bank Unhas memanfaatkan teknologi layanan perbankan digital milik Bank Mandiri, seperti e-money, ATM, hingga mobile banking.

Henry menyebutkan bahwa modal Bank Unhas saat ini telah mencapai Rp16 miliar, dengan tambahan suntikan modal sebesar Rp10 miliar. Jika dihitung bersama biaya akuisisi Bank Sejahtera Malili, total investasi yang telah dikeluarkan Unhas mencapai kurang lebih Rp20 miliar.

Sementara itu, Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, menekankan bahwa Bank Unhas juga memiliki fungsi akademik sebagai laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

“Bank Unhas itu sebenarnya pertama berskala laboratorium, kita anggap ini adalah laboratorium Fakultas Ekonomi, supaya anak-anak kita Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga ada tempat untuk exercise memahami proses banking dan lain-lain,” jelas Jamaluddin.

Ia menambahkan, keberadaan Bank Unhas akan mendukung iklim inovasi dan pengembangan start-up di Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).

“Unhas sebagai PTN-BH mengembangkan berbagai macam inovasi start-up, dan itu memerlukan ekosistem yang bisa mensupport atau mempercepat start-up yang kita bangun bersama. Mahasiswa nanti lebih mudah menggunakan Bank Unhas ini untuk membangun sektor-sektor kecil dan menengah,” tegasnya.

Dengan langkah ini, Unhas berharap Bank Unhas tidak hanya menjadi institusi keuangan, tetapi juga motor penggerak inovasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi masyarakat di Sulawesi Selatan. (Farez)