Edukasi Lingkungan & Peluncuran Tong Sampah Mural oleh DLH Kota Binjai
3. Distribusi yang belum merata
Tong mural mungkin belum mencapai semua wilayah kota, terutama di kelurahan pinggiran atau wilayah yang kurang mendapat perhatian media. DLH harus merencanakan skala bertahap atau prioritaskan zona rawan sampah.
4. Kesadaran warga yang belum merata
Meski kampanye media sosial telah menyasar sejumlah orang, masih banyak warga yang kurang aktif di kanal digital atau belum menerima edukasi langsung. DLH perlu menyinergikan metode edukasi lainnya, misalnya dialog komunitas, penyuluhan door to door, dan kolaborasi dengan sekolah dan tokoh lokal.
DLH Kota Binjai tampaknya sudah menyadari pentingnya transparansi dan dokumentasi sebagai senjata melawan skeptisisme. Dengan secara rutin mempublikasikan kegiatan kebersihan, soft launching, dan kolaborasi, warga bisa melihat bahwa program mural bukan sekadar gimmick, melainkan bagian dari strategi nyata kota bersih.
Kesimpulan
Peluncuran tong sampah mural oleh DLH Kota Binjai adalah langkah inovatif yang menggabungkan seni, edukasi, dan fungsi publik. Lewat media sosial seperti Instagram, DLH menyebarkan pesan kampanye lingkungan dengan cara visual dan narasi edukatif, menarik publik untuk tidak hanya melihat, tetapi ikut berpartisipasi. Di lapangan, kegiatan gotong royong dan pembersihan mendampingi proyek mural agar menjadi nyata.
Tantangan seperti pemeliharaan, vandalisme, dan distribusi merata harus terus dihadapi, namun dengan kolaborasi komunitas dan transparansi publik, tong mural bisa menjadi warisan budaya kebersihan bagi Binjai. Jika dijalankan konsisten, proyek ini bukan sekadar alat pengumpul sampah, melainkan panggung edukasi yang menyentuh mata, hati, dan tindakan warga yang menjadikan setiap tong mural sebagai pemantik kesadaran dan simbol solidaritas lingkungan.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan