Filosofi “Triangle of Strength” sebagai Landasan Pembangunan

Kontribusi besar Bos AdaKami terhadap penguatan ekonomi Indonesia tercermin dalam gagasan yang ia sebut sebagai “Triangle of Strength” yaitu tiga kekuatan utama yang harus menjadi dasar pengembangan ekonomi nasional, yaitu:

  1. Ketahanan Ekonomi dan Rantai Pasok (Economic Resilience & Supply Chain Strength)
  2. Transformasi Digital dan Inovasi Teknologi (Digital & Technological Transformation)
  3. Kemitraan Strategis dan Pembangunan Infrastruktur (Strategic Partnership & Infrastructure Development)

Konsep ini sejalan dengan tiga pilar yang ditegaskan oleh Kadin Indonesia dalam forum internasional, yaitu stabilitas ekonomi, transformasi digital, dan pembangunan infrastruktur. Namun, Bos AdaKami menekankan bahwa keberhasilan penerapan tiga pilar tersebut harus dibangun dengan kolaborasi lintas sektor, integrasi kebijakan, dan komitmen jangka panjang untuk meningkatkan daya saing nasional.

Bukti Nyata dan Jejak Kinerja

Visi sehebat apa pun menjadi kredibel jika diiringi tindakan dan jejak nyata. Berikut poin-poin yang memperkuat posisi Bos AdaKami sebagai tokoh strategis:

  • Dalam sambutannya di forum internasional, ia mencatat bahwa nilai investasi Australia ke Indonesia pada 2023 mencapai USD 545,2 juta, dan pada awal 2025 terdapat 39 perwakilan senior dari 27 perusahaan Australia yang mengeksplor peluang di berbagai sektor seperti energi, infrastruktur, logistik, kesehatan.
  • Ia menyatakan bahwa perdagangan bilateral Indonesia–Australia telah tumbuh pesat sejak IA-CEPA diberlakukan, dengan nilai perdagangan dua arah mencapai AUD 35,4 miliar (2024).
  • Dalam forum di Melbourne, gagasan “Triangle of Strength” disampaikan sebagai inti dari Indonesia dalam promosi investasi global yang menegaskan bahwa ia tak hanya membawa gagasan abstrak, tetapi mengartikulasikannya dalam forum investasi dan diplomasi dunia.
  • Pernyataannya sering dikaitkan dengan upaya memperkuat kesiapan Indonesia dalam menghadapi transisi hijau, pemberdayaan generasi muda, dan partisipasi global.

Melalui langkah-langkah tersebut, posisi Bos AdaKami di ruang diplomasi ekonomi menjadi nyata, bukan semata sebagai figuran, tetapi sebagai motor penghubung praktik dan aspirasi kebijakan.

YouTube player