Warganet Ungkap Dugaan Pungli di Satpas Polda Metro Jaya, Tag Presiden hingga Kapolri
RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Sebuah unggahan di akun resmi Instagram @satpasmetrojaya yang semula hanya berisi ajakan untuk memperpanjang Surat Izin Mengemudi (SIM) mendadak memicu gelombang reaksi publik.
Di kolom komentar unggahan tersebut, seorang warganet mengungkapkan dugaan praktik pungutan liar (pungli) dalam proses pencetakan ulang SIM di Kantor Satpas Polda Metro Jaya.
Akun Instagram bernama @adam_ghifari16 menuliskan keluh kesahnya dengan nada kecewa dan getir. Ia mengaku menjadi korban pungli saat hendak mencetak ulang SIM B1 Umum.
Biaya yang seharusnya hanya sekitar Rp400 ribu, menurutnya justru melonjak hingga Rp900 ribu karena diarahkan melalui jalur tidak resmi.
“Tidak ada yang namanya jalur resmi. Jalur resmi sudah di-setting gagal! Semua diarahkan ke jalur pungli,” tulisnya dalam kolom komentar unggahan tersebut, sembari menandai akun Presiden @prabowo, Wakil Presiden @gibran_rakabuming, dan Kapolri @listyosigitprabowo.
Komentar itu pun menyulut perhatian dan kemarahan banyak warganet. Sejumlah pengguna media sosial lain ikut menyoroti dugaan praktik curang tersebut dan mendesak agar aparat penegak hukum segera menindak tegas oknum yang terlibat.
Salah satunya akun @bryan__umar, yang menyarankan agar laporan segera disampaikan ke Propam Mabes Polri atau Komite Reformasi Polri yang disebut-sebut baru dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Parah banget ni, laporin ke Propam Mabes Polri atau ke Komite Reformasi Polri,” tulisnya.
Unggahan itu kemudian menjadi wadah bagi warganet lain untuk menumpahkan pengalaman serupa. Mereka mengaku kerap menghadapi praktik pungli di sejumlah titik pelayanan publik, khususnya yang berkaitan dengan pengurusan dokumen resmi.
Pengakuan tersebut menggambarkan betapa sulitnya perjuangan masyarakat kecil dalam mendapatkan pelayanan publik yang bersih, adil, dan transparan. Warganet yang sama juga menuliskan bahwa dari awal hingga akhir proses pengurusan, masyarakat seperti dihadapkan pada pilihan sulit: antara “gagal” atau “bayar lebih mahal”.







Tinggalkan Balasan