Hendra Noor Saleh Raih Doktor Cum Laude, Teliti Minat Beli Kendaraan Listrik
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Hendra Noor Saleh meraih gelar doktor Ilmu Manajemen di Universitas Tarumanagara (Untar) Jakarta, setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Manajemen yang digelar pada Senin (27/10/2025) di Gedung M, Kampus I Untar, Jakarta.
Promovendus Hendra Noor Saleh mampu mempertahankan disertasi yang berjudul: “Faktor faktor yang Mempengaruhi Minat Membeli Kendaraan Listrik di Jabodetabek: Integrasi Technology Acceptance Model (TAM) dan Prior Experience”.
Dalam sidang terbuka, Hendra Noor Saleh atau akrab disapa Kohen dinyatakan lulus dengan predikat cum laude IPK 4.00. dan sekaligus menjadi doktor ke-19 yang diluluskan oleh Program Studi Doktor Ilmu Manajemen Untar Jakarta.
Sidang dipimpin oleh Ketua Penguji sekaligus Direktur Program Pascasarjana Untar Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., IPU., A.E., Promotor Utama Prof. Dr. Haris Maupa, S.E., M.Si., Promotor Pendamping Dr. Cokki, S.E.,M.M, Penguji Internal Prof.Dr.Ir.Dyah Erny Herwindiati M.Si, Dr.Sarwo Edy Handoyo,Prof.Dr.Mahlia Muis SE, dan penguji eksternal Andi Muhammad Sadat SE, Ph.D.
Sidang terbuka promosi doktor ini dihadiri banyak keluarga, sahabat, industri otomotif, wartawan, akademisi, kolega dan sahabat, termasuk dua putri mantan Wapres Jusuf Kalla, Lisa dan Ira JK.
Dalam sambutannya, Prof. Agustinus menyampaikan apresiasi atas pencapaian Hendra Noor Saleh. “Selamat kepada Doktor Hendra serta keluarga.
Gelar ini membawa tanggung jawab moral yang besar. Kami bangga dan berharap keduanya terus menjaga nama baik almamater serta berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ungkapnya.
Prof Agustinus mengatakan, keberhasilannya menjadi bukti komitmen Untar dalam mencetak lulusan berkualitas yang mampu menjawab tantangan zaman dan mendukung inovasi pemerintah dalam penggunaan kendaraan berbasis listrik sebagai transportasi masa depan.
Kohen dalam pemaparan disertasinya menjelaskan, dalam mendukung penetrasi kendaraan listrik, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan (regulatory driven) berupa pemberian insentif. Upaya ini tentunya bersifat sementara, dan dibutuhkan peran aktif industri untuk memahami secara lebih baik faktor-faktor pendorong adopsi kendaraan listrik di pasar (market driven).
“Dalam literatur terkait perilaku penggunaan teknologi baru sebagian besar bertopang pada teori perilaku, yang cenderung memandang bahwa minat membeli bergantung pada faktor psikologis lingkungan, padahal pengaruh faktor subjektif individual juga sangat penting,” jelas Kohen.
Dalam penelitian ini, lanjutnya, kebaruan (novelty) penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan variabel-variabel yang ada dalam TAM (Technology Acceptance Model), yaitu perceived usefulness, dan perceived ease of use, dengan Prior experience yang terdiri dari technology discomfort dan customers experience. Melalui integrasi ini diharapkan akan meningkatkan kekuatan penjelasan TAM terkait minat membeli kendaraan listrik dari sudut pandang konsumen.
“Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memberi masukan bagi kebijakan dan strategi pemerintah sekaligus pelaku usaha kendaraan listrik dalam mendorong minat pembelian kendaraan listrik di Indonesia,” paparnya.
Yui Hastoro pengamat otomotif yang turut hadir dalam sidang terbuka ini mengatakan, setuju yang disampaikan oleh Hendra Noor Saleh dalam disertasinya membahas fungsi market driven.
“Saya rasakan ini penting sekali berubah, karena mobil listrik itu saat ini banyaknya dari kebijakan pemerintah. Dan dengan adanya market driven ini cukup bagus, sehingga dari sisi positifnya berdasarkan dari kustomer mobil.
“Kedua, Dia juga membahas pembentukan Electrical Vehicle (EV) Center, dimana itu juga sesuatu yang positif untuk menjadikan bagi kustomer untuk memahami mobil listrik. Jadi EV Center itu bukan hanya soal jualan mobil saja, jual sparpart dan service saja. Tetapi sebetulnya yang lebih penting adanya EV Center ini adalah untuk pembelajaran kustomer terhadap tipe-tipe mobil listrik itu apa saja,” jelas Yui Hastoro.
Lebih lanjut mantan direksi Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan dengan EV Center ini diharapkan bisa sebagai fasilitator untuk mengedukasi kustomer untuk membahami semua teknologi kendaraan baik mobil konvensional, mobil hybrid atau pun mobil listrik, apa saja kelebihan dan keuntungannya dalam penggunaan mobil tersebut.
Di tempat yang sama Rudi MF, Project Manager Indonesia International Motor Show (IIMS) – Dyandra Promosindo menyampaikan apresiasi dan menyampaikan selamat kepada Hendra Noor Saleh atau Kohen yang telah mengikuti Sidang Terbuka Promosi Doktor, dengan hasil predikat Cum Laude IPK 4.00 sehingga berhak menyandang gelar Doktor.
“Semoga hasil yang diraih hari ini bisa bermanfaat terutama untuk kalangan industri sebagai bahan rujukan industri untuk menarik konsumennya dan menerapkan saran-sarannya agar bisa merebut pasar yang lebih baik lagi, sehingga kendaraan listrik (EV) bisa berkembang lebih baik lagi di Indonesia,” ungkap Rudi.
Sementara Prof. Dr. Wasiaturrahma, SE.,M.Si., Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya yang khusus datang untuk menghadiri sidang terbuka ini, didaulat memberikan sambutan di akhir acara menyampaikan selamat dan apresiasi kepada Hendra Noor Saleh, karena di usia yang tidak muda lagi masih semangat menimba ilmu.
“Kanda saya ini menjadi inspirasi bahwa tidak ada kata terlambat untuk terus menuntut ilmu. Sekali lagi selamat semoga ilmunya memberikan manfaat dan kontribusi khususnya bagi pemerintah dan masyarakat,” ujarnya.
Hendra Noor Saleh, sebelumnya sudah meraih gelar Doctor Business Administration (DBA) dari kampus Philippines Women’s University (PWU), Manila – Filipina.
Karyanya di dunia jurnalistik malang-melintang. Puluhan tahun menekuni profesi jurnalistik di beberapa media dalam payung Kompas Gramedia.
Ia disebut salah satu dedengkot bidang otomotif. Kariernya berlanjut hingga jadi Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo (sebagai penyelenggara Indonesia International Motor Show) dan Direktur holding PT Dyandra Media International Tbk.
Sekarang Kohen aktif membantu Pico Group yang berkantor pusat di Singapura, komisaris beberapa perusahaan dan aktif mengajar di beberapa kampus. Serta tentunya menyelesaikan studi S3 di Untar. (*)







Tinggalkan Balasan