Ia menyebutkan saat ini PDHI dan APHI masih membantu pembinaan shelter baik anjing maupun kucing di Sulsel.

“Jadi kadang kami mengadakan vaksinasi massal, atau jika ada dana, kami lakukan sterilisasi gratis. Semua pelayanan untuk shelter tidak dipungut biaya,” katanya.

COO JAAN Domestic Indonesia, drh. Merry, menilai integrasi shelter medicine ke kurikulum universitas merupakan lompatan besar dalam komitmen Indonesia terhadap kesejahteraan hewan.

“Dengan membawa topik ini ke pendidikan kedokteran hewan, kita menyelaraskan Indonesia dengan standar global dan membangun fondasi untuk solusi yang manusiawi dan berbasis sains,” ujarnya.

Senada dengan itu, perwakilan FOUR PAWS International, Dr. Anne Dawydowa, menyatakan bahwa program ini membuka era baru pendidikan dan praktik kedokteran hewan di Asia Tenggara.

“Jadi ini menunjukkan bahwa pendidikan dapat mendorong kemajuan nyata untuk kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat,” katanya.

Peluncuran mata kuliah ini selaras dengan pedoman World Organisation for Animal Health (WOAH) serta mendukung program nasional dan internasional terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pengendalian rabies dan pengelolaan populasi hewan secara manusiawi.

Dengan diresmikannya Shelter Medicine, Unhas kini menjadi pelopor pendidikan kedokteran hewan berbasis kesejahteraan hewan di Asia Tenggara.

Program ini diharapkan menjadi rujukan sekaligus model bagi universitas lain di Indonesia dan kawasan untuk memperkuat praktik ilmiah yang etis, aplikatif, dan berorientasi pada perlindungan hewan. (*)