Makassar, Rakyat News – Meski pencobloson masih tersisa sekitar satu bulan, namun kubu NH-Aziz dan NA-ASS terus menggiring opini jika unggul survei. Sombongnya, kubu NH-Aziz malah menyebut hanya kecurangan yang bisa mengalahkannya.

Pernyataan tersebut memantik berbagai reaksi dari berbagai kalangan. Mereka menganggap pernyataan tersebut sangat arogan, dan terkesan sangat sombong, takabbur. Pasalnya, seakan-akan mendahului kehendak Tuhan.

Bukan hanya itu, berbagai aktivis juga sangat menyayangkan pernyataan tersebut. Selain mendahului kehendak Tuhan, juga kesannya takut kalah. Apalagi setelah mencitrakan unggul survei, mereka lalu menyebut diri diserang kampanye hitam.

Jika empat pasangan sampai mengeluarkan pernyataan seperti ini, tentu saja sangat berbahaya, dan bisa membuat kondisi tidak kondusif.  Sehingga, penyelenggara  harus lebih awal mengingatkan pasangan yang sudah mengklaim menang dan menuduh ada kecurangan jika dirinya kalah.

Pasalnya, kandidat yang sudah menyatakan menang padahal pilkada masih lebih satu bulan, maka dalam agama disebut Takabur. Dan takabbur itu dibenci Tuhan.

Olehnya itu, tokoh  agama menghimbau semua paslon agar menjaga demokrasi, siap kalah dan siap menang. Begitu pun tidak mengeluarkan pernyataan yang provokatif, apalagi takabbur.

Ketua Pimpinan Wilayah  Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Dr Ambo Asse,  mengingatkan, sebagai calon pemimpin, para pasangan harus menciptakan suasana damai dan harmonis tanpa menciptakan opini yang tidak baik untuk mempengaruhi publik, baik menggiring opini politik survei atau black campaign di dunia maya. Termasuk tidak mendahului kehendak Tuhan.

“Harus yang positif. Calon pemimpin menciptakan demokrasi ideal dan damai,” imbau Ambo Asse saat ditanya wartawan.

Ia mengingatkan,  semua Kandidat  harus saling menghormati serta berkompetisi secara sehat. Bukan memaksakan kehendak, dan seolah-seolah tidak Siap menerima kekalahan.

Menurutnya, semua kandidat harus mengikuti dan menjalankan aturan KPU atau penyelenggara. Begitu pun menanti hasil akhir, seperti apa keinginan rakyat saat pencoblosan.

“Aturan yang ada harus dipatuhi dan dijalankan oleh kandidat calon agar tidak melanggar,” saran dia.

Oleh sebab itu, dia berharap KPU serta Bawaslu juga bisa mengawasi jalannya aktivitas calon apalagi di bulan puasa. Ini penting agar semua Kandidat berjalan sesuai aturan, dan tidak ada yang menghalalkan segala cara, maupun mempolitisasi kegiatan keagamaan.

“Perlu pengawasan dari KPU dan Bawaslu selama Ramadan ini. Agar aturan yang ada tak boleh dilanggar paslon,” pungkasnya.

YouTube player