Paskalis kopong, dalam pemaparanya mengatakan bahwa peran pemuda dalam pelestarian budaya lokal sangatlah vital, disaat budaya kita dicengkram oleh globalisasi dan westernisasi maka pemuda harus membangun kepekaan sosialnya sebagai agen control sehingga nilai nilai budaya yang sudah diwariskan oleh leluhur mampu kita sanubarikan di dalam hati dan mampu kita ejawantahkan ke dalam kehidupan kita sehari hari” upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga eksitensi budaya antara lain, melakukan sosialisasi, melakukan festival budaya tahunan dan ikut mengawal peraturan pemerintah yg mengatur terkait dengan kebudayaan “ungkap koordinator DPO ini.

lanjutnya, namun kontribusi dan peran pemuda ini belumlah cukup dalam pelestarian budaya, jika tidak didukung oleh kebijakan pemerintah kabupaten flores timur maupun pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya agar ada regulasi atau kebijakan yang mampu melindungi Nilai Budaya ini sendiri, makanya kedepan kami harapkan pemerintah kabupaten agar memberi ruang ekstra terhadap pemuda agar mampu mengekspresikan seni budaya itu sendiri. “pungkas Paskalis yang juga sebagai guru dikota daeng ini.

Budayawan flores timur, Silvester Hurit dalam pemaparanya mengatakan bahwa belajar Seni dan Budaya berarti kita belajar tentang jati diri dan kebenaran dari kehidupan sosial itu sendiri. ketika kita mengetahui esensi budaya maka dalam waktu yang bersamaan kita tahu tentang kekuatan daerah kita. budaya dan seni mengajarkan kepada kita norma kesopanan, saling menghargai satu sama lain sehingga dalam berpolitik sekalipun kita harus memegang teguh prinsip budaya itu sendiri.” ungkapnya

kita tidak boleh buta dengan ciri khas kita sendiri, ketika kita mengenakan pakian adat maka orang sudah tahu asal muasal kita dan itulah identitas setiap daerah. Sebagaimana gerak dalam tarian, kita juga harus memahami filosofi setiap gerakanya agar kita mampu menarik pesan yang disampaikan.”tegas bang silvester sapaan akrabnya.