Secara morfologi tanaman P36 Bekisar tumbuh seragam, batang dan daun tetap segar, tongkol besar dan panjang, warna biji merah cerah, dapat dipanen umur 90 hari dan yang terpenting toleran terhadap serangan penyakit bulai.

Hal lain yang dinantikan petani adalah varietas ini tahan terhadap penyakit bulai. Dalam banyak kasus, di Jawa saja, kerab terjadi serangan bulai yang disebabkan oleh jamur jenis Peronosclerospora maydis.

Ancaman jamur dapat melumpuhkan produksi jagung 50-70%. Jagung hibrida P36 Bekisar merupakan kelanjutan dari varietas tahan bulai P35 Banteng yang diluncurkan tahun 2014.

Peluncuran produk baru ini merupakan bukti bahwa Corteva Agriscience™ selalu berinovasi untuk menciptakan varietas benih jagung berkualitas yang dibutuhkan petani.

Benih Jagung Hibrida P36 Bekisar merupakan benih jagung hibrida pertama yang diluncurkan oleh Corteva Agriscience™ sebuah perusahaan yang dibentuk pasca bergabungnya dua perusahaan Dow dan DuPont. Corteva Agriscience™ merupakan divisi pertanian dari DowDuPont, yang berasal dari gabungan tiga bisnis utama Dow dan DuPont, yaitu Dow Agroscience, DuPont Crop Protection, dan DuPont Pioneer.

Dengan bergabungnya tiga bidang bisnis pertanian ini, Corteva Agriscience™ di masa depan akan berdiri sendiri menjadi perusahaan yang khusus bergerak di bidang pertanian, menyediakan petani berbagai solusi dari produk perlindungan tanaman, benih hibrida, dan lain sebagainya.

Tentang Corteva Indonesia
Corteva Agriscience™, divisi pertanian DowDuPont™, adalah satu-satunya perusahaan Agriscience yang sepenuhnya berdedikasi pada pertanian.

Dengan menggabungkan kekuatan kolosal dari Pioneer, DuPont Crop Protection dan Dow AgroSciences, kami menggunakan ilmu dan keahlian dari para ilmuwan selama lebih dari dua abad untuk memperkaya kehidupan para produsen dan konsumen.

Di Indonesia, Pioneer sendiri sudah memproduksi dan memasarkan benih jagung hibrida dan padi hibrida Pioneer sejak tahun 1988 dan merupakan pemimpin pasar dalam industri benih jagung hibrida di Indonesia.