“Jadi inti pemerintah kota Parepare tidak serta merta melakukan penyaluran barang dari amanah masyarakat itu, kami lebih awal ke tempat kejadian untuk memfalidasi serta memperivikasi terkait data serta jenis barang kebutuhan mereka, karena kami tidak mau menyalurkan barang yang tidak tepat sasaran dan tepat guna, Tanpa mengurangi frekwensi pelayanan pengungsi yang ada tersebar di 22 kelurahan di kota Parepare.

Sesuai keterangan yang disampaikan oleh direktur Rumah Sakit A. Makkasau saat Coffe Morning kepada wali kota, bahwa ada sekitar 87 warga pengungsi yang di rawat di RS, ada yang rawat jalan, rawat nginap bahkan ada yang sampai cuci darah, kesemuanya itu, biaya yang di timbulkan sebesar kurang lebih Rp. 150 juta ditanggung oleh pemerintah daerah karena biaya mereka itu tidak di tanggung oleh BPJS.

Bukan hanya itu, apa yang dilakukan oleh pemerintah selain memberikan bantuan kebutuhan sehari harinya, kesehatannya, kami juga sudah memfasilitasi memberikan bantuan sarana dan prasarana sekolah seperti pakean sekolah kepada mereka nantinya yang akan bersekolah di kota Parepare.

Harapan wali kota, bersama dengan bantuan yang di terima dari salah seorang dermawan yang ada di kota Parepare berupa beras tiga ton, pemerintah akan menambah jenis bantuan yang nantinya akan di salurkan langsung kepada mereka para korban yang ada di Sulteng bersama sama awak media. tutup walikota Parepare.(Abd Rahman)