Sapardi menambahkan bahwa, kegiatan ini bukan sekedar melihat dan memamerkan tulisan tangannya, tapi lebih dari itu bagaimana penyelenggara mampu menjadi manuskrip ini sebagai tontonan yang menarik. “Sebenarnya bukan puisinya, tapi bagaimana mbak indah cahaya bulan itu mengatur sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah tontonan yang luar biasa,” ungkapnya. (Kusuma Widodo/Rakyat News)

Baca juga: MIWF 2017, Seakan Kembali Ke Tempo Dulu

Makassar Internasional Writers Festival Kembali Digelar, Ini Isu Yang Diangkat