BONE – Belum usai kelangkaan minyak goreng, kini tahu dan tempe juga mengalami hal yang sama yakni, mahal dan susah ditemukan di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Bone.

Baca Juga : Camat Serta Lurah Kecamatan Tallo Ikuti Pra Rakorsus

Hal ini terjadi karena mahalnya kedelai  sebagai  bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe, sehingga  banyak pedagang memilih untuk tidak berjualan, dan masyarakat menjadi mengeluh karena sulit mendapatkannya.

Dalam pantauan di Pasar Tradisonal Palakka, beberapa penjual tahu dan tempe tertutup, bahkan kios yang biasanya dipakai untuk berdagang ditutupi kursi. Hanya ada sebagian kecil lapak yang berdagang namun harganya telah naik Rp 1.000 yang awalnya Rp. 5 ribu kini menjadi Rp 6 ribu perbungkusnya.

Pengakuan, salah satu penjual tahu tempe, Mading ( 54), saat ini Ia beralih berjualan sayur mayur ,bahwa sudah beberapa hari ini tempe sudah mulai menghilang dan langka.

“Sudah beberapa hari ini pengantar tahu dan tempe tidak datang katanya stop dulu menjual karena harga kedelai naik ” jelasnya .

Hal senada juga diungkapkan, Marwiah ( 48), seorang pedagang di Pasar Sentral Palakka juga mengakui jika tahu dan tempe saat ini susah seperti sulitnya mendapatkan minyak goreng.

”Saat ini sudah mulai susah dapatkan tahu dan tempenya seperti juga dengan minyak makan yang masih mahal, kalau pun ada dijual harganya sudah naik juga kalaupun tidak naik harganya. Takaran dan potongannya pun berubah kecil,” katanya.

Sementara itu, dengan kurangnya penjual tahu dan tempe di pasaran membuat beberapa warga serta penjual gorengan mengeluh dan merana, selain karena minyak yang sebelumnya susah kini tahu tempepun menghilang dipasaran akibat mahalnya harga kedelai.

Salah seorang pembeli, Muli (45) sangat mengeluhkan kelangkaan tahu dan tempe di pasar, pasalnya hampir setiap hari keluarganya penikmat dan mengonsumsi komuditas itu .

“Sudah dua hari ini saya susah dapatkan tahu sama tempe, dulu saya sering beli dilokasi ini tapi sekarang semua sudah tutup. Tahu dan tempe juga salah satu makanan pokok dan favorit keluarga sehingga dalam sehari tidak menyajikan tempe akan hampa dan wajib harus disiapkan diatas meja makan.” terangya.

Keluhan yang sama juga dilontarkan oleh, Lastri, pedagang gorengan tahu dan tempe, menurutnya dirinya semakin sulit untuk bisa mendapatkan keuntungan seperti dulu hal ini disebabkan oleh langka dan mahalya minyak goreng disusul lagi menghilangnya tahu dan tempe dipasar.

”Saat ini kita tambah susah untuk dapat untung  berjualan ,kita hanya terkadang hanya pulang pokok, minyaknya mahal disusul lagi tahu dan tempe  langka Krn kedelai harganya naik .” jelasnya.