Fenomena tersebut kemudian ditangkap oleh dunia bisnis sehingga lahirlah konsumerisme. Setiap produk yang baru ditawarkan sebagai gaya hidup modern dan langsung ditangkap oleh konsumen tanpa berpikir panjang.

Perlu diketahui bersama, mengunggah foto ataupun tulisan di medsos bisa menentukan lulus tidaknya seseorang ketika melamar pekerjaan, karena biasanya pihak perusahaan akan meminta mengisi biodata lengkap pelamar beserta Id akun medsos. Tujuannya agar mengetahui apa saja aktivitas pelamar di jejaring sosial.

Menurut riset yang dipublikasikan di situs World Economic Forum, perusahaan akan memeriksa latar belakang dan identitas pribadi para pelamar pekerjaan. Jadi, jika Anda pernah mengunggah foto mabuk atau memfolow akun yang mencuri foto perempuan tanpa persetujuan, berhati-hatilah. Bisa jadi Anda tidak akan diterima bekerja.

Karena akses infromasi kebanyakan diperoleh di medsos, dalam Kacamata Jurnalistik sendiri, fenomena penyebarluasan informasi di medsos harusnya berupa wacana yang konstruktif (membangun). Alasannya, informasi yang tersebar adalah konsumsi publik dan salah satu tools membangun opini publik.

Mestinya informasi yang dipublish di medsos harus melengkapi kaidah penulisan informasi yang akrab kita sebut 5W + 1H. Yang kedua informasi yang disebar di medsos haruslah berguna kepada pembaca. Ketiga, sifat informasi yang faktual bukan berupa gosip.

Penulis: Karman Kurniawan (Sekum Himpunan Mahasiswa Islam Korkom Perintis Cabang Makassar)