TIPIS – Berdasarkan riset, pada tahun 2021 yang lalu setidaknya pengguna sosial media yang aktif di Indonesia mencapai 190 juta lebih orang. Jumlah ini meningkat cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya 170 jutaan lebih saja (data diambil dari laporan We Are Social). Angka tersebut, bila dilihat dari sudut pandang marketing digital, tentu sangat menjanjikan.

Ditambah lagi, tren transaksi jual-beli yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka kini mulai bergeser. Selama memiliki smartphone dan kuota internet, Anda tak perlu repot-repot keluar rumah untuk membeli sesuatu karena hampir semua barang bisa didapatkan secara darin.

Cukup dengan membuka aplikasi marketplace seperti Blibli semisal, lalu melakukan pembayaran atau COD (Cash On Delivery). Selanjutnya Anda tinggal duduk manis menunggu barang datang. Memang, kemajuan jaman dan teknologi membuat dunia seolah berada dalam genggaman.

Perubahan-perubahan di atas diikuti dengan berubahnya gaya jual online dan promosi para pedagang. Dulu, untuk bisa berjualan seseorang membutuhkan modal cukup besar, terutama untuk menyewa ruko atau toko. Pedagang pun perlu menunggui toko tersebut sejak jam buka hingga jam tutup yang biasanya dilakukan malam hari.

Sekarang, Anda bisa mencoba untuk berjualan meski modal yang dimiliki masih minim. Untuk bisa berjualan secara online, Anda tidak harus memiliki bangunan terlebih dahulu. Modal utama yang dibutuhkan justru internet, perangkat seperti ponsel atau laptop, barang-barang yang ingin dijual serta kemampuan untuk beriklan di sosial media.

Nah, Anda perlu memahami bahwa beriklan di sosial media pun ada caranya sendiri. Terlalu terang-terangan bisa membuat pengguna merasa bete dan jadi tidak suka dengan brand. Namun, tanpa promosi nanti barang yang dijual jadi tidak laku. Solusinya adalah lakukan pemasaran dengan smooth supaya orang-orang tidak sadar bahwa Anda sedang beriklan.