“Pada Tahun 2019 kita berada pada tiga kabupaten prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Selatan, dan saat ini kita berhasil naik pada peringakat 12 prevalensi stunting terendah di Sulsel,” terang Saiful Arif.

Untuk menurunkan stunting di Kabupaten Kepulauan Selayar kata Saiful Arif, perlu intervensi lintas sektor secara terintegrasi.

“Peran kita di Kabupaten Kepulauan Selayar mulai dari menganalisa situasi, menetapkan akar masalah, menentukan faktor penyebab dan faktor resiko, menyusun perencanaan, membagi peran dan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai aksi konverensi, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara bersama dan berkesinambungan,” jelasnya.

Baca Juga; DPRD Selayar Gelar Rapat LKPJ Kepala Daerah

Ditempat yang sama, Kepala Dinas kesehatan dr. Husaini, M.Kes mengatakan sebelum rembuk stunting aksi 3 ini, telah dilaksanakan rembuk stunting aksi satu dan dua selama tiga hari. Dalam aksi satu dan dua telah melahirkan komitmen yang akan dikawal selama Tahun 2022 ini.

dr. Husaini mengemukakan, dari delapan aksi yang akan dilaksanakan merupakan kegiatan tahunan dalam rangka percepatan penanganan stunting yang dilaksanakan oleh seluruh kabupaten di Indonesia.

Dalam rembuk itu, diawali dengan pembacaan komitemen bersama oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar bersama jajarannya hingga desa dan kelurahan untuk melakukan percepatan pencegahan dan penurunan stunting.