LUWU UTARA – Untuk memperkaya kuliner dengan berbagai masakan lokal di Kecamatan Rongkong, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara bersinergi memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT) di kecamatan yang terletak di wilayah pegunungan tersebut.

Baca Juga : Jelang F1 2022, Horner Ingin Versteppen Tidak Kehilangan Ciri Khasnya

Kelompok perempuan yang dibina adalah KWT Puncak Lestari, Dusun Kawalean, Desa Rinding Allo, Kecamatan Rongkong dengan pengurus dan anggota sebanyak 12 orang. Pemberdayaan dan pembinaan yang diberikan dalam bentuk pendampingan pengolahan masakan dari bahan pangan lokal, seperti cabe dan ubi kayu.

Di mana pengolahan kuliner dengan berbagai bahan dasar pangan lokal, baik cabe dan ubi kayu, diharapkan dapat memperkaya kuliner khas Kecamatan Rongkong. Mengingat Rongkong saat ini menjadi salah satu tempat wisata terbaik di Kabupaten Luwu Utara.

Kepala Bidang (Kabid) Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan DP3AP2KB, Fatmah S. Sukma, mengatakan pendampingan KWT di Desa Rinding Allo Kecamatan Rongkong, dicapai melalui sinergi dan kerjasama dengan Bidang Hortikultura Dinas Pertanian.

“Pendampingan KWT ini adalah salah satu upaya pemerintah daerah untuk memperkaya kuliner khas di Kecamatan Rongkong,” katanya, Kamis (14/4/2022).

Kegiatan yang dilakukan terhadap KWT di Desa Rinding Allo, adalah mengundang KWT untuk mengolah kuliner berbahan dasar cabe. Mengingat cabe merupakan tanaman yang mudah tumbuh di dataran tinggi atau pegunungan, seperti Rongkong.

“Kita mendampingi kelompok perempuan KWT untuk olahan cabe agar mereka nantinya mampu memproduksi berbagai kuliner berbahan dasar cabe,” terangnya.

Pihaknya menyarankan agar KWT di Rongkong terus menanam dan budidaya cabe.

“Motivasi kami ke ibu-ibu KWT adalah bagaimana mereka memproduksi lebih banyak cabe dan jangan dijual semua karena bisa dibikin abon cabe, minimal untuk komsumsi rumah tangga,” jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa ada banyak tanaman cabe di Rongkong. Hal ini juga digunakan sebagai tujuan wisata hortikultura.

“Cabenya awet dan bisa dijadikan oleh-oleh bagi pencinta travelling saat mereka berkunjung dan berwisata ke Desa Rinding Allo,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Rinding Allo saat ini sedang  mengikuti ajang Desa Wisata Nusantara Kementerian Desa PDTT. Selain cabai, olahan kuliner berbahan dasar ubi kayu juga penting bagi KWT untuk memperkaya kuliner khas Rongkong.

“Kemarin juga kami ajak ibu-ibu untuk mempromosikan makanan khasnya yang berbahan dasar ubi kayu,” ungkapnya.

Fatmah mengatakan sudah saatnya KWT di Rongkong terus berinovasi dan berkreasi memamerkan kuliner terbaiknya. Hal ini mendukung tersedianya berbagai kuliner yang dinikmati oleh para pelancong yang berwisata ke Rongkong.

“Pengunjung yang datang bisa juga menikmati makanan khas di warung atau home stay. Jangan makan indomie di kota, masuk ke Rongkong, eh kembali makan indomie lagi,” ucapnya.

Tentunya pesan ini memiliki makna yang baik untuk memotivasi KWT menghadirkan kuliner terbaik khas Rongkong. Beberapa kuliner khas Rongkong yang bisa dijadikan oleh-oleh bagi para pengunjung adalah kampu’da, karumpeteng, songgo, tarajju, dan bida-bida.

“Ini makanan khas Rongkong. Tarajju dan bida-bida bisa menjadi teman untuk ngopi. Songgo dimakan sama gami-gami teri pakai daun sedi. Kalau ini dinikmati, pasti lupa deh pulang ke kota,” ujarnya.

Yang penting bagaimana perempuan-perempuan di Kecamatan Rongkong termotivasi untuk kreatif mengolah kuliner dengan berbagai bahan pangan unggul lokal.

“Yukkk, saya mengajak kita semua untuk icip-icip kuliner khas Rongkong,” tandasnya.