“Untuk saat ini karena saya masih Plt jadi untuk program saya terbatas, hanya melanjutkan program yang dicanangkan oleh direktur sebelumnya. Namun, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pertama peningkatan kapasitas produksi dan hal itu sudah dilakukan, kita sudah melakukan dan merencanakan untuk menambah kapasitas dari 3000 liter perdetik ke 3200 liter per detik. Kami juga sudah merencanakan tapi yang menjalankan itu direktur defenitif nanti,” jelasnya.

Selanjutnya, Ahmad Hamzah menuturkan bahwa, idealnya Makassar ini kapasitas produksi harus 5000 liter per detik untuk mampu melayani semua masyarakat. Namun, jika kapasitas produksi ditambah tentu jaringan distribusi air juga harus ada penambahan, utamanya ke daerah yang belum tersentuh PDAM, jadi selain menaikkan kapasitas produksi juga menambah jaringan distribusi.

“Meskipun kapasitas produksi naik tetapi tidak didukung dengan jaringan distribusi yang baik juga berarti tidak bisa menjangkau masyarakat juga. Karena tidak semua daerah dalam 14 kecamatan di Makassar teraliri air PDAM, kita tidak bisa mengklaim bahwa dalam satu kecamatan itu full, ada daerah tertentu yang kita tidak bisa jangkau, misalnya daerah yang tinggi, daerah padat penduduk,dll. Macam-macamlah problemnya di masing-masing kecamatan,” tambahnya.

Selanjutnya, Ahmad Hamzah merincikan bahwa persoalan layanan yang harus dibenahi ialah dengan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, secara bersamaan meningkatkan kapasitas produksi, jaringan distribusi dan mengganti pipa tua.

“Di Makassar ini kan ada pipa Belanda, Jepang dan pipa yang dikerjakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang kualitas pipanya berbeda. Itu juga butuh perhatian jadi begitu kapasitas naik langsung juga penambahan jaringan distribusi. Karena percuma juga kapasitas produksi dinaikkan tetapi jaringan produksi tidak sampai ke warga dan tidak menjangkau masyarakat yang belum tersentuh,” ujar wisudawan terbaik program doktor ilmu manajemen Pascasarjana UMI Makassar ini.