Mentan mengatakan, penanganan PMK juga terus digencarkan melalui pembentukan satgas dan gugus tugas. Mereka terdiri dari unsur kementerian, pemerintah daerah, TNI dan Polri. Semua bekerja sesuai arahan Presiden Jokowi.

Dari beberapa pertemuan di lapangan baik dengan gubernur maupun bupati Jawa Timur dan Aceh sudah dilakukan langkah penanganan. Diantaranya membentuk satgas dan gugus tugas, kemudian agenda sos atau darurat, langkah temporeri dan agenda recoveri atau pemulihan.

“Kita telah menemukan stereotipe yang ada dan kita akan menghadirkan vaksin dalam waktu yang sangat singkat. Vaksin yang akan kita pake vaksin Nasional tapi butuh waktu. Minimal dalam 14 hari ini kita ada vaksin yang dari luar negeri, selanjutnya akan kita produksi sendiri di Pusvetma, Surabaya,” katanya.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah menegaskan bahwa penularan PMK hanya terjadi pada hewan ternak yang berkuku belah (rumenansia) seperti kambing, kerbau, sapi dan babi.

“Alhamdulillah semua sudah bekerja dengan penanganannya dan bila mau di makan dagingnya sudah ada SOPnya. Ribuan tenaga medik juga sudah ada di lapangan, sehingga kalau perlu dipotong paksa dapat didampingi tenaga medis. Semua dinas terkait, dinas perhubungan termasuk satgas pangan turun semua. Soal vaksin dalam waktu secepatnya bisa kita buat. instrumen, ahlinya, dan alatnya sudah ada di kita semua,” tegasnya.