kemudian untuk pengangkutan barang dilihat ada stockyard yang sangat luas. Daerah ini pasti berpotensi untuk dijadikan industri yang tidak hanya mengandalkan sumber daya alam.

“Diharapkan kereta untuk angkutan barang dapat memberikan nilai ekonomis dan nilai sosial bagi Sulsel. Disini sudah ada pengelola swasta, undanglah para swasta. Mereka berasal dari suatu proses, artinya tidak semua proyek ini menggunakan APBN. Selanjutnya Pak Gubernur dan Bupati untuk mengajak swasta- swasta lain untuk masuk dalam ini. Apabila nanti totalitas daripada masyarakat swasta masuk disini, pasti ini menjadi sautu hal yang baik untuk menumbuhkan perekonomian yang ada di Sulawesi selatan”, tambahnya.

Disisi lain, Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT Bumi Karsa, Fajaruddin, yang turut hadir dalam kunjungan Menteri Perhubungan, mengungkapkan, PT Bumi Karsa akan terus berupaya merampungkan proses pengerjaan kereta api dengan hasil kualitas yang patut dibanggakan untuk mendukung pergerakan orang, kunjungan wisata, maupun mobilitas barang dan jasa.

“Kami berharap hadirnya kereta api dapat menjadi alternatif untuk mengurangi beban di jalan raya dan waktu perjalanan lebih cepat serta tentunya biaya tranportasi yang lebih murah”, tuturnya.

Jalur tersebut akan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di Makassar seperti Pelabuhan Garongkong dan Makassar New Port (MNP), karena fungsinya untuk mendukung badan usaha dalam terkait dengan pergerakan barang dan angkutan penumpang. Selain itu, konektivitas jalur kereta api akan menarik calon investor ke Sulawesi Selatan sebagai kawasan bisnis yang prospektif.