Bagaimanapun juga, tindakan yang dilakukan Yustus Nafop jelas menunjukkan keberanian dan nasionalisme tinggi yang sebenarnya merupakan jati diri dari masyarakat Papua secara keseluruhan, sehingga tidak mengherankan langkah Yustus Nafob ini akan memicu masyarakat Papua yang masih tergabung dalam TPN-OPM untuk segera meninggalkan organisasi separatis tersebut, sehingga dengan berkurangnya atau tidak hadirnya OPM di tanah Papua, maka tuntutan yang selama ini disuarakan oleh kelompok penyokong separatisme di Papua semacam Veronica Koman dan sebagainya yaitu penarikan pasukan yang bukan organik di Papua dapat segera dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Langkah yang dilakukan Yustus Nafob jelas merupakan hasil perenungan atau kontemplasinya selama ini bahwa ternyata bergabung dengan TPN-OPM sangat merugikan dirinya, keluarganya, Papua bahkan Indonesia, dan fenomena ini juga menunjukkan bahwa “Papua adalah Indonesia dan Indonesia adalah Papua” mulai tersublimasi dalam relung pikiran masyarakat Papua yang tidak mabuk dengan propaganda dan agitasi yang juga masih masif dilakukan OPM bersama pendukungnya baik di Papua maupun luar Papua. Selamat bergabung saudaraku, Yustus Nafob. Indonesia bangga kepadamu. Penulis Bustaman al Rauf.(*)

Terbit : Jakarta, 9 Mei 2020.

Sumber : Kolumnis dan Reporter.