Luhut menuturkan langkah tersebut dilakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.

Semua turis, lanjut dia, juga nantinya harus menggunakan pemandu wisata (tour guide) dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur.

Pengumuman itu pun memantik protes dari beberapa kalangan. Salah satunya, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi yang menilai alasan pemerintah menaikkan tarif tiket untuk menjaga kelestarian candi merupakan langkah yang kurang tepat.

“Kalau memang tujuannya hanya untuk menjaga kelestarian Borobudur, ya jangan dengan tarif yang tinggi dong,” ungkapnya.

Menurut Tulus, pemerintah bisa menerapkan pembatasan jumlah pengunjung dan menjual tiket secara online. Dengan demikian, kapasitas pengunjung pun lebih terkontrol. Selain itu, pemerintah juga harus memberlakukan sanksi tegas bagi pengunjung yang melakukan aksi vandalisme di kawasan Candi Borobudur.

Baca Juga : Resettlement 12 Pengungsi Dikawal Rudenim Makassar Menuju Jakarta