MAKASSAR – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah mengkonfirmasi bahwa tidak akan menilang pengendara yang menggunakan sandal jepit dan celana pendek saat berkendara. Kakorlantas Polri, Irjen Firman Shantyabudi mengatakan pernyataan itu merupakan imbauan kepada pengendara sepeda motor.

Baca Juga : Tak Cantumkan Nama Pembuat Kostum, Film Satria Dewa: Gatotkaca Tuai Kontroversi

Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Aan Suhana membenarkan hal tersebut

“Penegakan hukum itu tidak harus tilang, untuk itu narasi akan ditilang itu tidak benar. Tidak ada penilangan,” katanya, Rabu (15/6/2022).

Dijelaskan Aan, beberapa hari lalu imbauan dari Mabes Polri itu ditujukan kepada masyarakat untuk keselamatan berkendara sepeda motor.

“Ini imbauan untuk melindungi pengendara khususnya R2 (roda dua) agar kalau terjadi kecelakaan mengurangi fatalitas. Semua imbauan kita untuk melindungi masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, Kakorlantas Polri, Irjen Firman Shantyabudi mengimbau masyarakat untuk tidak memakai sandal jepit dan menggunakan sepatu saat mengendarai sepeda motor. Ini demi keselamatan pengendara sepeda motor.

“Ini sudah komitmen kita mengajak masyarakat tentunya harus tertib dari diri kita sendiri dulu. Masyarakat membantu dengan memunculkan kesadaran, mengajarkan hal-hal yang baik untuk anaknya dan yang paling gampang (dari) orang terdekat. Jadi, jangan kasih contoh dikira anaknya enggak ngerti bapaknya bilang ‘Deket aja pak di situ, biar nggak pakai helm,’ naik motor pakai sendal jepit,” katanya, Selasa (14/6/2022).

Menurutnya, peringatan itu diberikan dengan alasan mengutamakan keselamatan.  Pasalnya, sandal jepit tidak bisa melindungi tubuh saat terjadi kecelakaan lalu lintas.

“Mohon maaf saya bukan me-stressing pakai sandal jepitnya, tidak ada perlindungan pakai sandal jepit itu. Karena kalau sudah pakai motor, kulit itu bersentuhan langsung dengan aspal, ada api, ada bensin, ada kecepatan. Makin cepat makin tidak terlindungi kita, itulah fatalitas,“ terangnya.

“Kalau dibilang sepatu mahal, baju pelindung mahal, ya lebih mahal mana dengan nyawa kita. Tolong itu dijadkan pertimbangan sehingga untuk keluar sudah siapa dengan perlengkapan yang ada. Ini gunanya helm standar, pakai sepatu,” katanya.

Jenderal bintang dua ini ingin membangun kesadaran masyarakat tentang berkendara yang aman. Apalagi itu kebiasaan masyarakat, bukan karena diawasi petugas.

“Ini bentuk perlindungan kita kepada masyarakat yang ingin kita bangun sehingga patuh menjadi bagian, bukan lagi karena ada petugas,” pungkasnya.