Al Ghozi malas berbicara urusan transaksional. Dia akan menolak mentah-mentah. Bisa dipastikan, jauh di lubuk hatinya hanya ada “merah-putih”. Dalam di dasar perasaannya, hanya ada “totalitas untuk negeri”.

Penampilan Al Ghozi cuek. Kalau sudah bekerja, mirip-mirip orang autis. Sejak April lalu Al Ghozi termasuk anggota tim yang menginap di lantai 10 Graha BNPB. Sama dengan Letjen Doni, tiga bulan lebih tidak pulang pulang ke rumah.

Mengenali wajah Al Ghozi jika kebetulan bertandang ke Graha BNPB terbilang mudah. Pipinya chubby dan senyumnya mudah mengembang. Ia jauh dari bayangan lelaki berkacamata minus dengan tampang serius dan pelit senyum.

Di Makassar, Al Ghozi bersinergi dengan Dr Andani meretas persoalan Covid-19. Aplikasi yang dibuatnya, akan memetakan setiap orang yang bergerak di suatu daerah. Semuanya data dikumpulkam dari petugas pemerintah yang menjaga di pintu masuk pelabuhan di darat, laut, dan udara. Kemudian diinput ke dalam sistem. Bla… bla… bla… pendeknya, kehadirannya di Makassar dipastikan sangat produktif.

Di Makassar, Andani dan Al Ghozi dikawal khusus pakar komunikasi Dr Aqua Dwipayana. Aqua memback-up dr Andani dan Ghozi dalam hal komunikasi. Kepada semua anggota Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel Aqua mengingatkan agar selalu menjadi teladan. Anggota tim harus memulai dengan meniatkan kerja sebagai ibadah. Dengan begitu tanpa beban melakukan semua aktivitas terkait Covid-19.

“Kami mendapat tugas dari Ketua Satgas Covid-19 Nasional Bapak Letjen TNI Doni Monardo untuk membantu Pemerintah Provinsi Sulsel dalam menangani Covid-19. Makanya kami sengaja datang ke sini,” ujar mereka senada. (*)