Makassar, Rakyat News – Rencana Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar (UKIP Makassar), akan menggelar wisudah secara online atau daring, menuai pro dan kontra dikalangan wisudawan, Kamis, 30 juli 2020.

Wisuda daring yang sebelumnya sudah diadakan oleh sejumlah perguruan tinggi di Sulawesi Selatan merupakan cara untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Cara ini juga sesuai dengan anjuran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Namun, sejumlah calon wisudawan UKIP Makassar juga mempunyai alasan untuk menolak wisuda daring ini. Salah satunya Rere Saputra.

Rere Saputra salah satu calon wisudawan UKIP Makassar menuntut agar wisuda dilakukan secara normal dan tatap muka dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
Dikarenakan ini adalah momen penting setiap orang tua, Ia tak ingin menyianyiakan kehilangan Moment di saat rektor memindahkan tali toga tersebut kepada anaknya dan berfoto bersama dengan Anaknya, karena moment wisuda tersebut adalah sekali seumur hidup bagi Mahasiswa dan orang tuanya.

“Tidak masalah ketika wisuda diundur sampai bulan Oktober karena teman-teman wisudawan pun telah menerima keadaan ini. Namun seharusnya wisuda tetap diadakan secara normal. Jika melakukan wisuda Universitas terlalu berisiko, maka sebaiknya diadakan saja wisuda tingkat fakultas saja,”Harap Rere.

“Penolakan wisuda daring ini menilai perayaan wisudah daring akan menghilangkan kesakralan momentum dari wisuda pada umumnya. Selain itu, kami menilai wisudah yang akan dilakukan secara daring juga tidak pantas dibayar dengan jumlah uang seperti dengan wisudah secara langsung. Dikarenakan fasilitas yang dipakai sangat berbeda dengan wisuda pada umumnya”,Tambahnya.

Rere menyapaikan “Kebanyakan teman-teman Wisudawan sangat heran, dikarenakan melakukan pesta saja sudah diperbolehkan asalkan mereka mentaati protokol Covid-19, kenapa tidak wisuda diterapkan juga sesuai dengan protokol Covid-19”,Tutup Rere Saputra.(*)