Dengan daya tampung sebesar itu, apabila bendungan bili-bili jebol dapat mengakibatkan banjir bandang dengan daya rusak tinggi terhadap daerah yang dilalui sungai Jeneberang.

Sehingga bendungan Bili-bili dan DAS sungai Jeneberang perlu dilengkapi dengan system peringatan dini terhadap kemungkinan bencana yang dapat terjadi.

Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System (EWS) merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam, dapat berupa bencana maupun tanda-tanda alam lainnya. Peringatan dini pada masyarakat atas bencana merupakan tindakan memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat.

Dalam keadaan kritis, secara umum peringatan dini yang merupakan penyampaian informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk sirine, kentongan dan lain sebagainya. Namun demikian membunyikan sirine hanyalah bagian dari bentuk penyampaian informasi yang perlu dilakukan karena tidak ada cara lain yang lebih cepat untuk mengantarkan informasi ke masyarakat.

Harapannya adalah agar masyarakat dapat merespon informasi tersebut dengan cepat dan tepat.

Berdasarkan pada permasalahan tersebut, empat sekawan ini akan menerapkan alat sistem informasi pada DAM Jeneberang sebagai penyampaian informasi kepada masyarakat terkait bencana yang bisa saja terjadi di bendungan Bili-Bili.

Tetapi sebelum menerapkan sistem informasi ini terlebih dahulu melakukan penelitian pengujian efektifitas telemetry frequensi 433 MHz.

Untuk menguji bagaimana efektifitas pengiriman data sensor. Untuk kemudian di pelajari dan dikembangkan dari hasil penelitian ini sehigga bisa di realisasikan pada DAM Jeneberang (Bendungan Bili-Bili).(**)