JAKARTA – Bank Indonesia bersama empat bank sentral negara Asia Tenggara akan menyepakati kerja sama sistem pembayaran lintas negara pada Juni ini. Melalui kerja sama ini, masyarakat dapat melakukan transaksi pembayaran di Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand dengan menggunakan QRIS dan BI Fast.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, nantinya transaksi pembayaran antara kelima negara ASEAN ini dapat dilakukan dengan menggunakan QR Code dan fast payment. Dengan demikian, masyarakat Indonesia yang ingin melakukan pembayaran saat mengunjungi Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina nantinya dapat menggunakan QRIS atau BI Fast dengan skema local currency settlement.

“Jadi kalau saya bertransaksi di Singapura, Malaysia, dan Thailand, cukup kita menggunakan QRIS atau BI Fast atau fast payment mereka. Ini tidak lagi menggunakan konversi ke dolar, tetapi antara mata uang negara yang ditransaksikan,” ujar Dody di Jakarta, Rabu (6/7).

QRIS adalah standar kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia, bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia. Sementara BI fast adalah infrastruktur yang disediakan Bank Indonesia untuk memfasilitasi pembayaran transfer antar bank bagi nasabah ritel secara real-time.

Meski berencana meneken kesepakatan antar negara pada bulan ini, Dody belum memberikan gambaran kapan implementasi dari kemudahan transaksi pembayaran lintas negara ini.

Adapun sistem pembayaran lintas batas (cross border payment) menjadi salah satu topik dalam pertemuan G20 jalur keuangan. Indonesia juga berharap, akan ada kesepakatan yang dapat diraih terkait pembayaran lintas negara ini dalam pertemuan puncak G20 pada November mendatang.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengatakan, rencana kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari pembicaraan yang telah dilakukan BI dengan empat bank sentral yakni Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Keempat negara tersebut sudah memiliki infrastruktur pembayaran yang memadai seperti QR code dan fast payment.

“Hopefully nanti di leaders meeting pada November ini, bisa dilakukan kesepakatan cross border payment system di antara negara G20. Namun saat ini, kita mulai dengan lima negara ASEAN dulu” kata Fili, Kamis (7/6).

Ia mengatakan, Indonesia saat ini sudah memiliki sudah memiliki kerja sama pembayaran lintas negara dengan Thailand dan Malaysia tengah memasuki tahap akhir masa percobaan. Namun, BI berharap kerjasama tersebut bisa diperluas tak hanya sebatas kerja sama bilateral melainkan multilateral di lima negara sekaligus.

Ia juga berharap kerja sama ini dapat diperluas dengan lima negara ASEAN lainnya, dan tiga mitra utama ASEAN seperti Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Melalui kerja sama ini, transaksi pembayaran lintas negara dapat menggunakan QRIS dan BI Fast.

Fili menjelaskan, kerja sama ini nantinya akan membuat biaya transaksi jadi lebih murah. Hal ini karena transaksi akan mengadopsi pertukaran mata uang lokal sehingga tak perlu lagi melakukan konversi ke dolar AS.

“Artinya nggak ada kurs yang harus dikonversi ke dolar AS dulu terus ke rupiah, tujuan kita ingin lebih maju lagi dengan implementasi yang nyata,” kata Fili.

BI bersama bank sentral Thailand dan Malaysia kini masih masa uji coba untuk implementasi pembayaran QRIS lintas negara. BI sebelumnya menyebut peluncuran dan komersialisasi layanan rencananya dilakukan pada kuartal III tahun ini.

Baca Juga : Desiminasi Riset Bank Indonesia Join UNHAS Dorong Hirilisasi Kelapa di Selayar

Nonton Juga