MAKASSAR – Setelah di awal tahun 2022, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Selayar (1,3 MWp), Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Madong (2×5 MW) dan PLTM Maiting Hulu 2 (2×4 MW) beroperasi, sistem kelistrikan di Sulawesi bagian selatan semakin hijau dengan bertambahnya PLTM Usu Malili yang berkapasitas 3×1 Mega Watt (MW).

Baca Juga : Energi Baru dan Terbarukan Rawan Korupsi, KPK : Negara G20 Waspada

Pengoperasian PLTM yang berlokasi di Desa Ussu, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan ini ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Commercial Operating Date (COD) yang dilakukan oleh General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (SULSELRABAR), Awaluddin Hafid dan Direktur PT Usu Hydro Power yang diwakili oleh Project Manager PLTM Ussu Malili, Syamsul, pada Rabu (6/7/2022).

Awaluddin Hafid mengatakan, langkah kecil ini merupakan bentuk keseriusan PLN memberikan energi bersih kepada masyarakat untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 dengan meningkatkan porsi pembangkit EBT di Indonesia.

Menurut Awaluddin, PLTM Ussu Malili dapat melistriki industri skala menengah dan 3.000 rumah tangga dengan daya 900 Volt Ampere (VA). PLTM tersebut juga meningkatkan presentasi bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dan rasio elektrifikasi khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan.

“Saat ini persentase EBT dalam sistem kelistrikan PLN di Sulawesi bagian selatan adalah 38,8 persen di atas target rata-rata nasional serta rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan adalah 99,8 persen,” ungkapnya, Jumat (8/7/2022).

PLTM Ussu Malili merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh produsen listrik (independent power producer atau IPP), yaitu PT Ussu Hydropower. Pembangkit akanmemperkuat sistem kelistrikan yang dikelola oleh PLN UIW Sulselrabar dengan memanfaatkan debit Sungai Kawata.

Syamsul bersyukur proyek ini dapat diselesaikan.

“Alhamdulillah berkat dukungan dan kerjasama dengan PLN, PLTM Ussu Malili dapat beroperasi dan kami cukup berbangga bisa mengambil andil dalam mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060 di Indonesia,” jelasnya.

Awaluddin menjelaskan, energi hijau yang dihasilkan oleh PLTM Madong akan dikirim melalui jaringan tegangan menengah (JTM) 20 Kilo Volt (kV) sepanjang 250 meter dari lokasi pembangkit sampai ke titik hubung (interkoneksi) IPP dan PLN di Jalan Malili untuk kemudian, listrik dialirkan kepada pelanggan di Kabupaten Luwu Timur.

“Ke depannya, berdasarkan panduan RUPTL ‘Green’ tahun 2021-2030,  PLN akan membangun  berapa EBT  sebesar 772,6 MW di provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat,” tutupnya.