JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin meminta masyarakat tidak panik saat ditemukan satu kontainer senjata tentara Amerika Serikat atau US Army, di Pelabuhan Peti Kemas, Bandar Lampung. Karena itu hanya masalah administrasi sebelum latihan bersama.

Baca Juga : Roy Suryo Dijerat Pasal Berlapis Terkait Kasus Meme Stupa

“Sudah tidak ada masalah, itu senjata yang akan dipakai latihan,” katanya, Minggu (24/7/2022).

“Benar (tak usah panik),” lanjutnya.

TB Hasanuddin sependapat dengan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa bahwa senjata tersebut bukanlah senjata ilegal.

“Masalah administrasi,” katanya.

Pensiunan TNI itu mengatakan, banyak hal yang perlu dipersiapkan dalam latihan gabungan tersebut. Yang paling rumit, katanya, adalah masalah pergeseran alat perlengkapan, termasuk senjata.

“(Hal rumit) terutama dalam pergeseran alat perlengkapan,” katanya.

Beberapan waktu lalu, sejumlah postingan di situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter telah membuat kegemparan tentang penyelundupan senjata ilegal. Peralatan militer tersebut dikatakan masuk ke Indonesia melalui peti kemas di Pelabuhan Peti Kemas Panjang, Bandar Lampung.

Dalam beberapa postingan dari beberapa akun, terdapat empat unggahan foto identik dengan keterangan berbeda. Dalam foto tersebut terlihat sebuah kapal motor, kemudian di beberapa foto lainnya, pria berseragam militer terlihat sedang melihat senjata.

Sesuai salah satu postingan Facebook di akun @Bon Gandhi.

“Pelabuhan Panjang, Vendor PT JT. Masuk lagi senjata api coi, ,mantab makin siap aja yang mau menguasai negeri. Kemarin di Bandung dgn ribuan amunisinya beritanya hilang, mungkin ini juga akan dibilang hoax lalu dihilangkan,” tulisnya

Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menjelaskan tentang peti kemas Lampung berisi senjata AS yang disegel oleh bea cukai. Andika mengatakan senjata itu tidak ilegal.

“Jadi yang kemudian kemarin di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung itu adalah miss. Tetapi itu bukan sesuatu yang kemudian menjadi ilegal. Itu yang kita klarifikasi. Karena memang tugas dari perwakilan negara asing militer negara asing yang akan menjelaskan. Kita mengkonfirmasi apakah ini masuk dari perangkat material dari militer. Kalau iya kita buatkan approval-nya,” katanya.

Andika menjelaskan, pemberian security clearance selalu dilakukan. Bahkan, menurut Andika, sistem itu juga berlaku bagi pendatang tak terjadwal dari luar negeri.

“Jadi proses dan mekanisme pemberian security clearance ini sudah selalu kita lakukan bahkan untuk kedatangan yang tidak terjadwal itu ada mekanisme. Nggak ada jadwal, nggak rencana tetap, bisa asal kita juga verify atau kita konfirmasi,” katanya.

Ia menjelaskan, kejadian di Lampung merupakan kesalahpahaman di lapangan.  Namun, hal ini diselesaikan dengan konfirmasi langsung dari perwakilan AS di Indonesia.

“Jadi proses kemarin itu miss di bawah tapi di pihak mereka, yang sebetulnya tidak ada masalah. Karena segera kita konfirmasi ke perwakilan militer dari Amerika., dalam hal ini di kantor atas pertahanan, khususnya yaitu office of the defence cooperation,” katanya, dilansir news.detik.com