MAKASSAR – Bantuan sosial (bansos) berupa beras yang diperkirakan jumlahnya banyak, terdapat di lahan kosong, Jalan Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Sembako dikubur di dalam tanah sampai kedalaman tertentu.

Baca Juga : PT Vale Dukung Turnamen Olahraga Kepemudaan di Morowali

Warga melaporkan temuan tersebut ke Polresta Depok. Kasus bansos yang dikubur, saat ini sedang diproses POLISI.

Seorang warga sekaligus pemilik lahan, Rudi Samin mengatakan pihak terlapor JNE, A karena diduga dia yang telah memberikan instruksi.

“Pihak terlapor JNE, dalam hal ini saudara A karena diduga dia yang memerintahkan. Dan mungkin nanti ada laporan pidana umumnya, penggelapan, laporan nanti dari Kemensos mungkin, dan ini diduga ada indikasi keterlibatan oknum aparat dan ASN,” katanya, Minggu (31/7/2022).

Berikut 4 fakta terkait kuburan bansos:

1. Dimulai dengan informasi internal JNE

Rudi mengaku mendapat informasi keberadaan kuburan bansos, dari salah satu rekannya yang bekerja di JNE.

“Saya dapat informasi dari orang dalam JNE yang katanya ada pemendaman sembako,” katanya.

Rudi pun membuktikan informasi yang diterimanya dengan menggali lokasi dugaan adanya bansos. Pada hari pertama, dia tidak mendapatkan hasil.

Kemudian, berbekal informasi dari salah satu rekannya, S yang juga pernah bekerja di gudang JNE cabang Depok, Rudy kembali menggali menggunakan alat berat.

“Saya ingat punya klien inisial S, bahwa yang bersangkutan pernah kerja di sini (JNE) dan dia ngaku pernah diperintahkan bawa sembako ke dalam mobil besar oleh koordinator JNE inisal A. Saya penasaran, maka saya cari, sampai dua hari. Nah hari ketiga saya dapat dengan menggunakan beko,” ujarnya.

2. Sembako ditulis untuk luar jawa, kondisi sudah busuk

Saat ditemukan, sembako yang terkubur sudah membusuk. Saat digali, mengeluarkan bau yang agak menyengat.

Sejauh ini baru satu karung beras yang ditemukan.

“Beras itu masih ada yang karungan, sagunya juga ada,” jelasnya.

Sembako yang ditemukan ditulis dengan bantuan presiden berkoordinasi dengan Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Kemenkes). Dari laporan tertulis, kata Rudy Samin, bantuan itu untuk masyarakat di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, NTT dan sebagainya.