Dari pengalaman mengatasi berbagai konflik, Jusuf Kalla menilai bahwa penyebab utama konflik adalah ketidakpuasan, ketidakseimbangan, atau ketidakharmonisan. Maka perlu ada lembaga yang selalu mengkaji, sehingga potensi terjadinya konflik yang berpotensi merusak tatanan sosial dapat diidentifikasi sejak dini.

“Kita harus mengetahui karakter pihak yang berkonflik, mengetahui apa kebutuhan dan aspirasi mereka. Itu cara yang sering saya pakai, sebelum mediasi, saya selalu pelajari karakter dan latar belakang para pihak,” kata Jusuf Kalla.

Usai peresmian dilanjutkan dengan diskusi dan bedah budu karya sivitas akademika Unhas, yaitu buku “Damai di Bumi Sawerigading” karya Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu M A (Rektor dan Pakar Sosiologi) dan buku “Hadir untuk Perdamaian dari Poso ke Afghanistan” oleh dr Farid Husain Sp B KBD (juru runding konflik, dosen Fakultas Kedokteran).

Hadir sebagai pembahas M Najib Azca Ph D (Ketua Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada) dan Novri Susan Ph D (Tim Juru Bicara Presiden/Dosen Fisipol Universitas Airlangga).(*)