Baca Juga : Bupati Lantik Pejabat Administrasi dan Pengawas Bantaeng, Ini Harapannya

“Saya pernah ke Ambon, saat itu, kepala BPBAP Ambonnya, pak Mufhlich sendiri. Saya jauh-jauh ke Ambon untuk melihat lab kultur jaringan yang dikelola pak Mufhlich. Semoga setelah pak Mufhlich di sini, Lab kultur jaringannya bisa ada juga di Bantaeng,” katanya.

Dalam kesempatan itu, pemerintah Kabupaten Bantaeng juga menandatangani kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unhas. Kerja sama ini berkaitan dengan pendampingan dan penyuluhan kesehatan kulit untuk petani rumput laut nelayan di Bantaeng.

Ketua Departemen Dermatologi dan Venereologi, DR dr Siswanto Wahab mengatakan, kerja sama ini terkait dengan pemeriksaan pengobatan dan pendampingan kesehatan untuk nelayan rumput laut yang ada di Bantaeng. Dia menyebutkan, nelayan rumput laut memang adalah kelompok yang paling rentan terhadap kontak iritan yang menyebabkan penyakit kulit.

“Ini adalah ikhtiar saya untuk berbuat baik di Bantaeng. Saya yakin, jika petani rumput laut di Bantaeng ini sehat semua, tentu pertumbuhan ekonomi di Bantaeng bisa lebih pesat lagi,” katanya.

Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin mengatakan, kegiatan ini adalah bentuk simbolisasi kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. Dia mengatakan, ada dua tugas utama pemerintah di masa pandemi Covid-19. Keduanya adalah menjaga derajat kesehatan masyarakat dan membangkitkan ekonomi produktif masyarakat.

“Hari ini, kita melaksanakan dua kegiatan ini bersama-sama,” katanya.

Dia mengakui, salah satu kendala pada petani rumput laut di Bantaeng adalah kesehatan kulit mereka. Kehadiran Fakultas kedokteran Unhas ini membuktikan jika pemerintah Kabupaten tidak sendiri mengatasi persoalan yang ada di Bantaeng.

“ada 21,3 kilometer bentangan pantai di Bantaeng. Sebagian besar warga pesisir kita beraktifitas pada rumput laut. Persoalan ini kita minimalisir berkat keberadaan fakultas Kedokteran Unhas,” jelasnya.