RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Tingginya polusi udara akibat transportasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menjadikan kawasan tersebut memprihatinkan dan menarik perhatian banyak pihak, terutama pemerhati lingkungan.

Gas buang dari kendaraan memberikan kontribusi besar terhadap pencemaran udara. Maka, penggunaan moda transportasi massal dalam sehari-hari seperti kereta api menjadi rekomendasi yang dianjurkan untuk mengurangi polusi.

Kereta api memiliki manfaat lebih dari moda lainnya. Salah satunya pengurangan emisi karbon sebab penggunaan listrik atau diesel yang efisien menghasilkan gas rumah kaca yang rendah dan dapat membantu mengurangi dampak negative terhadap perubahan iklim dan lingkungan.

Kapasitasnya yang besar dengan delapan hingga 14 kereta mampu mengangkut hingga 1.120 penumpang sekali jalan, sehingga dalam sekali perjalanan dapat menggantikan 160 mobil atau 560 motor.

“Hal ini mengurangi kebutuhan akan bahan bakar fosil dan membantu menjaga ketersediaan sumber daya energi,” ungkap Vice President Public Relations KAI, Joni Martinus.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris melalui Our World in Data, emisi setara CO2 per penumpang km pada kereta api adalah 41 gram, sepeda motor 103 gram, dan mobil 192 gram. Dengan demikian, saat melakukan perjalanan dengan kereta api yang mengangkut 1.120 penumpang, emisi CO2 yang dihasilkan hanya sebanyak 45.920 gram per km.

Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan emisi CO2 yang dihasilkan oleh sepeda motor sebesar 115.360 gram dan mobil sebanyak 215.040 gram dalam perjalanan yang sama.

Data ini menunjukkan bahwa kereta api memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan sepeda motor dan mobil. Dengan memilih naik kereta api, kita dapat berperan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap perlindungan lingkungan.