Dari kekuatan politis, sebut Jerry, AHY, Aher, dan Surya Paloh unggul karena NasDem, Demokrat, dan PKS punya kursi di parlemen yang mendukung pembentukan koalisi agar memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold (PT) 20%.

“Saya rasa kalau Surya Paloh jadi cawapres kemungkinan Demokrat akan cabut dari Koalisi Perubahan. Demokrat lebih memilih gabung dengan koalisi pendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto,” ujarnya.

“Apalagi kita lihat akhir-akhir ini AHY dan Puan Maharani (Ketua DPP PDIP) makin akrab. Jadi kalau AHY gagal jadi cawapres Anies maka bisa jadi koalisi bubar,” sambung Jerry.

Dari sisi elektoral, Direktur Political and Public Poicy Studies (P3S) ini menyebut para kandidat yang masuk bursa bakal cawapres tentu punya peta dukungan masing-masing yang dapat mendongkrak elektabilitas Anies.

Sementara soal logistik, Jerry Massie berpendapat faktor ini menjadi sangat penting karena mahalnya biaya politik yang harus dikeluarkan capres-cawapres.

“Mulai dari sosialisasi, pertemuan elit politik, kampanye ke berbagai daerah, pemasangan alat peraga, anggaran untuk mendukung tim kampanye, hingga iklan di media, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” tuturnya.

Dalam hal ini Jerry berpendapat bahwa Anies kurang secara logistik. “Kecuali kalau ada sponsorship maka siapapun yang dipilih jadi cawapres tidak terlalu mempersoalkan logistik,” ucap dia.

Menurutnya, jika tidak ada pihak eksternal yang membantu secara logistik, maka bakal cawapres yang dipilih harus mempunyai kekuatan logistik.

“Kalau dari segi logistik saya rasa Surya Paloh, Gatot, Aher, bisa juga Khofifah. Kalau AHY secara pribadi mungkin lemah, kecuali Partai Demokrat punya budgeting yang bagus atau mengandalkan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Kalau SBY tidak dilibatkan ya sulit,” ungkapnya.

“Pertanyaannya mereka berani nggak mengeluarkan cost yang besar selama perhelatan Pilpres?. Karena kekuatan logistik ini sangat penting,” sambung Jerry.