RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati sebut rencana penghapusan pertalite sudah sangat pas. Hal itu diharapkan bisa membantu menekan emisi karbon dan mengurangi impor bensin.

“Ini sudah sangat pas, satu, aspek lingkungan bisa turunkan karbon emisi. Kedua, mandatory bioetanol bisa kita penuhi. Ketiga, kita menurunkan impor gasoline (bensin),” ujar Nicke dilansir dari CNNIndonesia.com.

Tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor hasil pengolahan minyak atau BBM mencapai 25,7 juta ton atau naik sekitar 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagai ganti Pertalite, sambung Nicke, perusahaan menyiapkan Pertamax Green 92 yang merupakan campuran BBM RON 90 dan bietanol 7 persen (E7).

“Oleh karena itu, 2024 mohon dukungan kami akan keluarkan lagi Pertamax Green 92. Sebetulnya ini pertalite kita campur dengan etanol, naik oktannya dari 90 ke 92,” ujarnya.

Menurut Nicke, penghapusan ini juga sesuai dengan aturan yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dengan produk BBM yang bisa dijual di Indonesia minimal RON 91, sementara pertalite masih RON 90.

“BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92, karena aturan KLHK oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91,” jelasnya.

Tak hanya itu, Pertamina juga akan merilis pertamax green 95 pada tahun depan. Ini adalah campuran antara pertamax dengan 8 persen etanol.

Nicke menekankan dengan peluncuran dua produk baru ini, maka mulai tahun depan produk BBM bensin Pertamina hanya tinggal tiga jenis yakni pertamax green 92, pertamax green 95 dan pertamax turbo.