DEWASA ini, sering kita jumpai kasus kenakalan remaja yang menjurus ke tindak kriminal, tindakan asusila dengan pelaku anak-anak di bawah umur, maupun hal yang terlihat “sepele” seperti hilangnya rasa hormat murid terhadap guru. Apa penyebabnya? Kita bisa saja menyebut perkembangan jaman dan gempuran teknologi sebagai beberapa penyebab kemerosotan moral tersebut. Namun, ada hal yang lebih dekat yang lupa kita periksa, yaitu keluarga.

Keluarga menjadi entitas terpenting bagi kehidupan seseorang sejak ia kanak-kanak. Melalui keluarga, karakter dan kebiasaan seseorang terbentuk. Pendidikan yang pertama pun berlangsung di dalam keluarga, bukan sekolah. Hilangnya peran penting keluarga dalam kehidupan seorang anak mampu menumbuhkan perilaku negatif yang ia bawa hingga dewasa.

Karena itu, kita perlu memahami fungsi keluarga dengan baik saat kita memutuskan untuk berumah tangga. Berikut ini adalah 8 fungsi keluarga menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional):

1. Fungsi Agama

Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan, diajarkan, dan dipraktikkan. Disini, orangtua berperan menanamkan nilai agama sekaligus memberi identitas agama kepada anak. Keluarga yang berhasil menerapkan nilai-nilai agama melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan fondasi yang kuat bagi setiap anggota keluarganya.

2. Fungsi Kasih Sayang

Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih sayang. Perasaan disayangi sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang yang mampu menyayangi pula. Hal ini akan menjadi modal bagi semua anggota keluarga untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dalam konteks yang lebih luas dan mampu mengurangi munculnya bibit permusuhan dan anarkisme dalam masyarakat.

3. Fungsi Perlindungan

Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang membuat anggotanya merasa aman dan tentram. Karena itu, seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam keluarga, hindari terjadinya tindak kekerasan verbal maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak.