Dengan demikian, kesehatan gigi dan mulut anak-anak bisa terjaga, asupan nutrisinya bisa terjaga, dan mereka bisa tumbuh menjadi anak-anak yang sehat, manusia yang produktif, dan bisa membangun Indonesia yang lebih baik dan keluarga yang lebih baik dari kita.

Sementara Ainul Yaqin, Personal Care Director, PT Unilever Indonesia, Tbk. untuk menyampaikan sambutan, “Tidak hanya menumbuhkan bisnis, Unilever Indonesia juga mendorong seluruh brand-nya untuk terus memberikan dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

Dukungan Pepsodent dalam kegiatan tahunan BKGN merupakan wujud nyata dari salah satu pilar strategi ‘The Unilever Compass’: meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Di pelaksanaannya yang ke-13 ini, kami percaya dengan kolaborasi berbagai pihak BKGN 2022 akan semakin memperkuat konsistensi Pepsodent dalam melindungi senyum Indonesia.” 

Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia menanggapi, “Sebagai brand perawatan kesehatan gigi dan mulut yang telah hadir lebih dari 75 tahun di Indonesia, Pepsodent terus mewujudkan purpose untuk mendukung edukasi dan perawatan gigi dan mulut.

Hal ini menjadi semakin krusial karena survei Pepsodent memperlihatkan adanya peningkatan permasalahan gigi dan mulut pada masyarakat selama pandemi, seperti kemunculan gigi berlubang baru pada 25% responden akibat menurunnya kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut.

“Dari survei ini terlihat bahwa di masa pandemi kebiasaan orang tua menyikat gigi pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur telah menurun sebesar 5%, bahkan pada anak penurunannya dua kali lebih besar, yaitu 11%. Memprihatinkan bahwa meski pandemi sudah mereda, kebiasaan yang terlanjur terbentuk ini belum berubah signifikan,” lanjut drg. Mirah.

Juga, drg. Usman Sumantri, MSc, Ketua Pengurus Besar PDGI menanggapi, “Beberapa risiko yang dapat timbul di balik kebiasaan buruk ini adalah masalah gigi berlubang, infeksi gusi, hingga rasa sakit yang sangat mengganggu kenyamanan dan produktivitas. Bahkan di masa pandemi 60% dari orang yang mengalami sakit gigi tetap menghindari berkunjung ke dokter gigi. Untuk itu, diperlukan intervensi segera untuk memulihkan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.”