Maybank menindaklanjuti strategi untuk mempertahankan posisi modal dan likuiditas yang kuat agar Grup mampu mengelola dampak dari ketidakpastian global. Rasio modal CET1 Grup mencapai 14,34%, dan rasio modal sebesar 17,71% pada 30 Juni 2022, sehingga dapat mempertahankan posisi Grup sebagai salah satu bank dengan modal terbaik di tingkat regional. Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas atau liquidity coverage ratio berada pada tingkat yang sehat yakni 136,9% atau jauh di atas persyaratan regulator sebesar 100%.

Grup mencatat perbaikan kualitas aset secara terus menerus dengan rasio Gross Impaired Loans (GIL) yang turun menjadi 1,81% pada Juni 2022 dari 2,18% pada Juni 2021. Sedangkan rasio cakupan kerugian nilai kredit atau loan loss coverage, tetap pada tingkat yang sehat sebesar 122,3% di mana pencadangan kerugian kredit baru (new impaired loans) tetap pada tingkat yang rendah.

Meskipun demikian, mengingat prospek ekonomi global yang tidak pasti, Maybank terus memantau dengan cermat kualitas kredit di berbagai segmen portofolionya serta secara proaktif melakukan pencadangan provisi jika diperlukan, sambil membantu nasabah terdampak untuk memenuhi kewajibannya. Pada tanggal 31 Juli 2022, sekitar 5,7% dari saldo kredit di jaringan pasar Malaysia masih dalam program restrukturisasi, sementara di Singapura mencapai sebesar 3,2% dan Indonesia sebesar 9,5%.

Maybank Indonesia mencatat Laba Sebelum Pajak (PBT) naik 23,9% menjadi Rp944 miliar dari Rp762 miliar, dan Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) tercatat naik 30,0% dari Rp510 miliar menjadi Rp663 miliar. Peningkatan PBT dan PATAMI tersebut didukung oleh kondisi ekonomi yang berangsur membaik pada semester pertama 2022, dimana hal ini mendorong peningkatan terhadap kebutuhan akan pembiayaan.