Terlebih saat ini pembangkit EBT di sistem Sulawesi Bagian Selatan termasuk tertinggi di Indonesia atau di atas rata-rata nasional yaitu sebesar 45,8%.

“Dengan kondisi tersebut kami siap melayani kebutuhan listrik bagi para investor yang ingin berinvestasi,” tegas dia.

Dirinya menambahkan smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia. Karena itu, PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter.

“Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik yang andal, berkualitas, dan harga yang kompetitif,” ujar Abdul Farid.

Menurutnya, PLN sebagai BUMN yang bergerak di bidang usaha penyediaan tenaga listrik berkomitmen untuk siap berkolaborasi dan memastikan pasokan listrik ke seluruh pelosok negeri, mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis.

Dalam acara penandatanganan PJBTL yang dilangsungkan secara daring, Moch. Andy Adchaminoerdin turut berbangga PLN dapat berkolaborasi dengan Antam.

“Dengan penandatanganan PJBTL ini, para pemilik smelter bisa fokus pada bisnis inti perusahaan, sementara kami akan menyelesaikan kebutuhan listrik sesuai jadwal yang disepakati bersama,” imbuh Andy.

Andy mencatat, di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar sudah ada 5 pelanggan tegangan tinggi yang telah mempercayakan kebutuhan layanan kelistrikannya kepada PLN dengan total daya 402 MVA.